Friday

100 Tahun Setelah Aku Mati #49 - Membantu Brandon

Brandon... apakah kamu sudah jatuh terlalu dalam?, sungguh sangat tidak wajar bahkan untuk anak indigo memiliki “teman” sebanyka itu, “teman” yang segelap dan semenakutkan itu.. dan saat ini mereka ada didepanku..
Al-ifrit ... saya yakin mereka dari golongan Al-ifrit, golongan jin yang benar-benar mendurhakai firman Allah dan memiliki tabiat buruk. mereka adalah jin yang sudah hidup sangat lama, memiliki ilmu pengetahuan yang sangat luas, dan mengusai berbagai keilmuan, mereka dapat merubah bentuk semau mereka hampir tidak terbatas, bergerak sangat cepat, dan tetntu saja memiliki ribuan cara licik untuk menjebak manusia.
Dan yang membuat saya heran aadalah mereka menjebak Brandon, seorang anak kecil yang belum menginjak remaja...
Ada 7 bentuk yang baru pertama kulihat, dan jika ditambah Daisy jumlah mereka jadi 8, energi negatif yang sangat besar membuat udara disekitar saya menjadi singup dan pengap, ke delapan makhluk yang berdiri bersaft dibelakang brandon memiliki wajah yang tidak menyenangkan, hampir serupa dengan daisy, mereka memiliki raut yang buruk rupa..

Brandon mendekat dengan wajah yang pucat, anak ini seperti sakit, bagian bawah matnya memiliki kantung mata, rambut yang berantakan dan wajah yang dekil. Kenapa dengan anak ini? Tempo hari dia terlihat “normal” dari segi penampilan, tapi saat ini dia terlihat tidak dalam keadaan baik..

“kamu baik2 saja mark?, kamu sangat hebat bisa membuat Daisy menjauh, tapi hri ini lihatlah siapa yang dia bawa.. dan mari kukenalkan dengan keluarga Daisy”

Brandon membuatku gentar,yang berbicara barusan bukan benar2 brandon, perasaan saya mengatakan bahwa brandon sudah berada pada satu titik kritis dimana hampir seluruh jiwanya termakan energi negatif itu, mungkin bisa dikatakan bahwa brandon kerasukan ....
Berbeda dengan kasus kerasukan lain yang biasanya jin meminjam raga seseorang dan mengendalikanya dalam waktu tertentu. Yang dialamai brandon lebih mengerikan, yang dipermainkan jin2 itu bukan hanya sekedar raganya, tapi juga sukma dari anak itu.. mereka masuk dalam celah2 hati brandon, mengendalikan pikiranya, membaca ingatan dan isi otaknya seperti membaca buku, mereka mengendalikan brandonn seperti mesin, jika ini terus terjadi brandon akan kehilangan jiwanya, sisi kemanusiaanya akan tenggelam dan terkikis oleh sifat jahat, dengki dan kebusukan lain dari makhluk durhaka itu.. dia dikendalikan jin setan, yang jika dibiarkan akan membuat brandon menjadi manusia setan. ( manusia tapi memiliki sifat setan)

Saya mundur beberapa langkah, menyiapkan beberapa amalan untuk memasang pagar diri, saya memaksa naluri takut saya untuk pergi, dan menghadapi apa yang ada didepanku..
Jelas saya terlalu naif dan sombong jika merasa mampu menghadapi mereka, pengalaman saya tidak cukup banyak, ilmu saya tidak cukup tinggi. Tapi nurani dan iman saya berkata sebaliknya, nuraniku mengatakan Brandon ini seseorang yang “hampir sama” seperti saya dimasa keci, dan harus dibantu... sedangkan keimananku jelas mengatakan bahwa jangan mundur dan takut oleh jin, manusia jelas lebih sempurna!.

“Brandon dengar.. kamu jangan...... “
Tanpa menunggu saya selesai bicar 4 sosok dibelakang brandon melayang dengan cepat kearahu, satu sosok berwajah putih susu dengan rambut hitam yang sangat panjang, sosok lainya tak jelas seperti apa karena saya tidak ada cukup waktu mendikripsikanya, sangat cepat mereka seperti melesat dan ......
.....
....
Saya tidak ingat banyak ... saya hanya sedikit mengingat saatsebuah bayangan putih dan wajah menyeramkan dengan mulut yang bisa terbuka hammpir 45° berada didepan wajahku mengeluarkan resonansi suara tinggi yang membuatku terjatuh pingsan ...
Saya terbangun dan masih berada di taman itu persis disebuah pohon cemara yang ada disana, kepala saya pusing dengan telinga yang terasa berdenging, saya rasa yang membuatku terbangun adalah antara hawa dingin dan rintik hujan yang membasahi badan, saya tebangun di malam hari,
19.09 malam... saya memandang langitdengan bulan bersinar penuh tanpa awan mendung disekelilingnya.. lalu dari mana air hujan ini jatuh? Saya menyibak rambut dikening saya dan duduk dirumput sambil mencoba mengingat kejadian barusan... tidak ada yang menolongku sama sekali, mungkin jika ada orang yang lewat pun aku akan dikira tunawisma yang biasa tidur ditaman atau orang yang mabuk berat hinggga tertidur direrumputan
“Brandon...” dimana dia??
Saya menoleh kekiri dan kekanan mencoba mencari keberadaan brandon dan kawan2nya...

“waahh.. kamu terlalu mudah jatuh, rizal kamu tidak belajar dengan baik rupanya”
Yang bicara barusan adalah “aku yang lain”, dia berdiri dibawah pohon dengan tangan yang dia lipat didepan perutnya....

“apa kamu mengusir mereka?” tanyaku kepada dia..
Dia hanya menggeleng,
“aku tidak cukup kuat melawan jin sebanyak itu sendirian”

“lalu kenapa mereka malah meninggalkanku?”

“mereka tidak cukup puas jika hanya mencelakaimu, mereka ingin nyiksamu, sebaiknya kamu segera pulang”
Deg..... dan detik itu juga jantung saya serasa berhenti.. dewi dan yang lainya ...
Ini adalah malam hari. dimana jin pada puncak energi, ditambah ini adalah malam purnama konon sinar purnama menjadikan kanuragan mereka bertambah besar ...
Saya segera berlari secepat mungkin, beberapa kali saya terjatuh karena kepala yang berputarputar, saya berusaha bangkit dan tetap berlari walaupun sempoyongan. Beruntung didepan gerbang taman ada sebuah taxi yang berhenti... saya segera masuk dan meminta si sopir untuk mengantarku ke rumah...
“masih terlalu sore untuk K.O karena tequila nak”
Sopir taxi itu membuka pembicaraan, mungkin dia menganggap saya pemuda yang tengah mabuk karena cara jalanku tadi yang sempoyongan, saya sama sekali tidak menggubrisnya, saya Cuma menyuruhnya berkendara secepat mungkin agar saya segera sampai ke rumah...
Pikiran saya membayangkan bagaimana keadaan teman2ku jika daisy dan keluarganya tadi benar2 meneror teman2ku... mereka bukan jin golongan lemah yang sekedar menakuti manusia dengan suara2 aneh dan wujud menyeramkan, mereka bisa melukai secara fisik..
Atau yang paling saya takutkan, membunuh ....

Saya memandang keluar dari jendela dengan perasaan cemas, tampak dipantulan kaca mobil “aku yang lain ikut duduk disampingku..
“jangan lupa kepada yang sang pelindung hakiki”

Saya menuruti saranya, dan menunduk..mengheningkan cipta.. memohon kepada Al-Aziz agar diberi petunjuk dan kekuatan untuk menghadapi cobaan ini...

“dewi !!!” saya mengetuk pintu rumah dengan sangat keras. Saya mengetuknya lebih keras lagi..bisa dikatakan saya menggdor2nya sekarang.. tidak ada jawaban.. saya bertambah panik karena dewi dan yang lain tidak menyaut sama sekali ...

Sayamengitari rumah. lewat pintu belakang saya mencoba masuk, saya ingat kalau sebuah kunci cadangan selalu terselip di pot bunga yang ada di samping pintu belakang..
Ketemu .... saya mengambil kunci itu dan menggunakanya untuk merangsek masuk kerumah...
Kosong... rumah kami kosong dengan nyala lampu.. dilorong dekat tangga saya melihat beberapa tas besar dan bungkusan makanan.. artinya mas yakob dan yang lain sudah kembali.. tapi dimana mereka?? Saya merogoh hp dan mencoba menelfon dewi.. tapi percuma, saya akhirnya kembali mengantongi hp itu.. saya semalam tidak ingat untuk mengisi daya...

Saya kembali menghening, sekali lagi meningkatkan kepekaan indra saya ke batas maksimal, untuk merasakan getaran “halus” .. dan benar saja, saya bisa merasakan mereka..
Daisy dan 7 Al-ifrit lainya ... mereka ada disamping, depan, belakang, dan atas rumah ini...

“kali ini tidak mungkin kamu sendiri .... “
Makhluk yang menyerupai saya muncul disampingku secara tiba2 ...

“kenapa kamu tidak muncul dari tadi???” jawab saya dengan nada tinggi..

“diam dan jangan berkomentar ... lihat didepanmu itu”

Didepan saya ada daisy, tanpa ada brandon, dia bersama makhluk jahat lain.. hanya ada 3 entah kemana yang lain...
Daisy masih dengan pisaunya, sementara disamping kanan kiri dan belakangnya ada makhluk berbulu seperti gabungan kera dan kerbau, karena memiliki tanduk runcing dikepalanya..
Daisy hanya memainkan telunjuknya saat ke 3 makhluk bebrbulu itu berlarimenerjang kearahku..
Dan plang..... terbakar... mereka terbakar...
Bahkan jarak mereka masih sekitar 5 meter dari tempatku berdiri,mereka terbakar sebelum saya melepaskan amalan.... saya melihat kearah samping kananku, makhluk yang menyerupai saya itu membuat gerakan yang nampaknya menjatuhkan jin jin jahat itu...
Daisy berlari sambil menjerit melengking, suaranya bising dan sangat tinggi dia mengarahkan piau besar itu kedepan dan .......
Saya beruntung sempat menghindar saat ujung dari pisau gaib itu hampir menggores dadaku, dan dengan sigap saya memegang tengkuk daisy.. amalan pembakar saya rapal saat itu juga yang mbuat daisy hanya bisa meronta dan berteriak.... daisy menjerit dengan suara lengking yang mungkin jika berlanjut akan membuat saya tuli.. saya berusaha membantingnya kebelakang tapi beberapa detik kemudian saya terpental.. bukan... saya diseret...
Saya diseret mundur oleh 4 sosok lain, satu berwajah putih, pakaianya lucu.. seperti noni belanda, saya mengingat makhluk satu ini..dia yang sukses membuat saya jatuh pingsan sore tadi.. sosok lainya berwujud manusia tanpa mulut,, tinggi besaar, lebih tinggi dari saya.. dilehernya terkalung tanda salib yang dibalik, menurut kepercayaan lain tanda itu memiliki arti penghinaan kepada tuhan.. sedangkan 2 makhluk lain yang memegangi kakiku adalah wujud manusia kerdil setinggi satu meter dengan kuping tajam dengan mulut dower yang penuh gigi, mungkin seperti kurcaci dalam dongeng barat..

Saya mencoba meronta tapi percuma, 4 jin itu sangat kuat... daisy yang tadi kesakitan kini mulai berbalik arah kepadaku, amarahnya seakan memuncak saat bersiap membenamkan pisau itu ke dadaku.... slllutt.... pisau itu meluncur.. jarak kami sekitar 3 meter pisau itu tidak lebih dari 30 cm, tapi tangan daisy memanjang dengan sendirinya, mungkin hanya sekitar 5cm saat ujung pisau berkarat itu hampir tertancap ditubuhku, pisau itu berhenti saat “aku yang lain” memeganginya dan membanting daisy kebelakang....

“cincinmu!!!” teriaknyayang sontak mengingatkanku pada benda yang melilit jarimanisku..
Bughhh... bughhh... dengan sekuat tenaga saya menghentakan tangan kiri saya, cincin yang terasa panas itu mulai menyambar satu persatu makhluk yang memegangiku...
“panas ...... panas..... panas... “ teriak mereka yang kesakitan dan kepanasan terkena cicin yang bermata fosil galih kelor ini...

Mereka berempat terpelanting dan meraung raung kesakitan ....
Memohon agar saya berhenti membaca surah yasin yang sudah mulai saya baca, 3 makhluk berbulu tadi sudah tidak kelihatan,mungkin sudah melarikan diri..dan keempat makhluk yang didepanku dengan cepat juga lenyap dari pandangan..
Kini tinggal ada daisy yang masih menjerit-jerit dan tampaknya sudah dibelenggu oleh “aku yang lain” ..
Daisy menjerit dan mengeluh panas, tapi tetap tertawa.. dia menertawakanku...
“pergi atau aku akan membakarmu sampai hangus!!”
Teriaku kepadanya...

“anak bodoh.. kamu tidak bisa membakar api!!!”
“boleh dicoba!!”ucapku yang diikuti bacaan pengusir jin dan surah yasin.. semakin lama saya semakin khusuk, semakin daisy berteriak semakin saya kuatkan lagi lantunan ayat suci itu...
Sampai akhirnya daisy terengah... tapi tidak terjadi apa2 denganya... dia tampakkesakitan dengan asap yang mengepul dari tubuhnya..

“neraka akan menyiksaku di hari nanti. aku akan mencari keturunan adam yang lalai, aku tidak akan mati,aku berumur panjang, aku tidak akan berhenti sampai duniamu dijungkir balikan oleh umatmu sendiri, aku akan mencari induk semang lain ... aku akan mendapat induk semang yang sepertimu.
Aku akan memiliki pengikut manusia yang bersedia bersumpah atasnamaku, aku akan terus mengajak umatmu untuk menemaniku di neraka!!”

Dia menutup perkataanya dengan tertawa sangat kencang, rasanya gendang telingaku hampir pecah gara2 tingginya suara itu seperti menusuk telingaku... dan tidak berapa lama kemudian daisy menghilang....

“dengan menyebut namaAllah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Lindungilah aku dari godaan jin dan manusia”doa singkat itu saya panjatkan saat daisy sudah menghilang..
Saya terduduk dilantai karena lemas.. sambil memandangi sosok gaib yang membantuku tadi..

“kamu punya nama??”

Dia mengggeleng, makhluk yang misterius... batinku dalam hati.


“katamu tidak akan menolongku?”

“tidak, aku tidak berkata seperti itu...”

“lalu?”

“aku tidak akan datang saat kamu memintaku, aku tidak datang saat kamu takut, aku tidak datang saat kamu mendapat masalah, aku akan datang saat kamu perlu diingatkan, saat kamu keluar dari jalan yang benar, dan saat kamu terdesak, aku adalah perantara yang akan melindungi tapi tidak untuk menuruti keinginanmu”
“dimana teman2ku?”

“kamu akan tau sebntar lagi” kata2 itu mengiri kepergianya dalam seklebatan...

Saya hanya terduduk, kata2 barusan sedikit membuatku tenang, saya menunggu sekitar10 menit saat suara dewi memanggilku..

“zall... kamu gapapa? Rizal?” dewi mendatangiku dengan berlari dan langsung memeluku kencang,

“aku gapapa kok wi, yang lain kemana?”

“tadi kita ngungsi, aku takut banget, kamu gak balik2 udah malem gitu, tadi aku ngajak buat nginep ditempat lain, untung mas yacob dkk egak curiga, ditambah lagi aku ketemu brandon .................... "

"serius? .. dimana brandon sekarang?" tanyaku dengan panik kepada dewi

"dia di klinik, tadi dia ngetok rumah terus pingsan.. kata dokter dia dehidrasi dan kurang makan"

"dan zal.. aku tadi ketemu ........ "

"kamu ketemu siapa wi??"

*bersambung... nanti akan saya edit dan saya tambahin,, tetangga sedang ada lelayu*“ketemu kembaran gaibmu, dia yang ngasih tau aku biar segera ninggalin rumah.. zal kamu belum pernah cerita tentang dia kan sebelumnya?

“aku emang baru beberapa kali ketemu dia wi... ayo kita segera nyusul brandon”

Dewi berdiri dan mengulurkan tanganya, saya menyambut tangan dewi dan berdiri, untuk segera menuju tempat dimana brandon dirawat...
Kami menggunakan taxi yang kebetulan malam itu masih beroperasi, dan sekitar setengah jam kemudian kami sampai disebuah klinik..
Anak 6 tahun itu terbaring, dia tampak tidak sehat, tapi rona wajahnya terlihat lebih baik, paling tidak di pengelihatanku dan dewi.. brandon terlihat “normal” walaupun tidak se normal anak lain tapi aura disekelilingya sudah tidak gelap, aura disekelilingnya sudah berubah warna menjadi keunguan.. nila.... brandon memang seorang anak nila atau bisa disebut indigo...

Saya dan dewi menunggui brandon ditemani 2 orang petugas polisi yang menanyai kami., kami melapor polisi agar dibantu mencarri keluarga brandon. Dan alhamdulillah keluarga Brandon bisa dihubungi dan akan segera datang kesini...
“terimakasih kerjasamanya..kami akan menunggu diluar.jika keluarganya sudah datang, kami akan membawa mereka kesini”
Kata dua orang polisi itu yang sudah selesai memintai kami keterangan...

Saya duduk berhadapan dengan dewi, saya duduk dengan malas karena badanku yang terasa letih setelah kejadian tadi...
“setelah ini kita masih akan kerepotan menjawab pertanyaan teman2 kan?” tanyaku kepada dewi.

“sepertinya mereka akan mengerti zal” jawab dewi dengan lembut sambil menuangkan jus jeruk yang baru dibelinya...

“lalu zal, kamu yakin Daisy tidak akan mengganggu lagi?” tanya dewi dengan pandangan mata berkeliling ruangan, sekan dia masih waspada dengan kejadian yang lalu.

“tentu saja dia masih akan mengganggu, tapi keliatanya dia gak bakal ganggu brandon lagi”

“kamu pernah cari tau gak sih zal?”

“tentang apa?”

“tentang kenapa kita lahir seperti ini,terutama kamu... “

Saya berpikir sejenak tentang pertanyaan dewi.. berkali-kali pertanyaan itu ada dikepalaku, tapi jawabanya tak kunjung saya dapat.

“kita akan dapat jawaban pertanyaanmu wi, mungkin kita masih terlalu hijau.tapi aku ngerasa setiap kejadian yang menimpa kita itu adalah petunjuk kecil yang membawa kita ke petunjuk yang lebih besar dan goal kita yang entah akan seperti apa”

Dewi tersenyum sambil mengangguk sambil menepuk pundaku, senyuman dewi selalu berhasil menenangkanku dari rasa takut. Dewi ini membuat saya merasa memiliki teman mengadu disaaat saya tidak bisa mengadukan perasaan saya keorang lain..

Sekitar satu setengah jam saya dan dewi ngobrol di samping ranjang brandon, sampai jemari kecil brandon bergerak, dan kelopak matanya mulai berkedip, brandon sudah sadar.. dia membuka mata dengan lemah, bola matanya berputar berkeliling ruangan dan raut wajahnya menyiratkan pertanyaan dimana ini...

“kamu sudah bangun sobat, kamu ini benar2 anak yang bandel” ucapku sambil lebih mendekat kesampingnya

“Mark??, syukurlah kamu tidak apapa, Daisy dia kadang berlebihan..akhir2 ini aku sering khawatir denganya”

“kamu yakin Daisy itu bisa kamu sebut teman?” jawab dewi sambil membantu brandon duduk. Dewi mengambilsegelas jus jeruk tadi dan memberikanya kepada brandon

“aku juga tidak yakin dia sering mengancamku, dan mengajaku berpergian, dan hari saat aku bertemu denganmu kemarin sebenarnya aku sedang diajak daisy pergi ke sebuah sungai untuk berendam mark” kata brandon dengan polos sambil meneguk minuman yang diberikan dewi..

Saya bersyukur tidak terlambat.. yaaa kata2 brandon tadi membuatku berprasangka buruk kepada daisy yang mungkin ingin “mengakhiri pertemananya” dengan brandon., mungkin akan ada hal buruk yang terjadi jika saya terlambat sebentar saja ....

...
..
Saya dan dewi saling melempar senyum saaat 2 orang laki-laki dan perempuan paruh baya datang dan memeluk brandon erat... mereka adalah orangtua brandon.. saya dan dewi baru tau bahwa brandon sudah seminggu tidak pulang, bahkan polisi sudah dikerahkan keseluruh penjuru negara bagian untuk mencarinya, sampai saya dan dewi menemukan brandon.. si anak yang “tersesat”
Kini diasudah ditemukan, sekarang brandon benar2 brandon...
Saya menjadi teringat kepada almarhum orangtua saya. Perlakuan mereka persis seperti saat almarhum ayah dan ibuku memeluku dirumahsakit dulu..

“Brandon.. nikmati dan syukuri atas kehadiran orangtuamu, jangan sampaikamu menjadi seperti aku”
Gumamku pelan sambil menyeka sedikit air mata yang berada di pelupuk mataku...

“brandon... kita akan bertemu lagi,dan kelihatanya aku memiliki junior”


=== Cerita Selanjutnya ===
Read more

100 Tahun Setelah Aku Mati #50 - Moment

Pernahkan kalian bertanya dalam hati? Tentang alasan kenapa kita terlahir? Kenapa kita menjalani kehidupan ini?, untuk alasan apa Tuhan meniupkan ruh kepada raga kita hingga kita menjadi manusia seperti ini? Kenapa Tuhan memberikan takdir yang menjadikan kita menjalani hidup seperti yang sekarang sedang kita jalani? Dan Kenapa juga tuhan memberikan kita jalan hidup yang berbeda untuk masing2 individu?, kenapa ada orang yang hidupnya penuh suka tapi ada orang lain yang hidupnya penuh duka? Pernahkah kalian bertanya tentang itu?

Begitu juga saya yang bertanya,kenapa tuhan ‘memberikan saya tambahan indra disaat teman saya yang lain bisa menikmati ke normalan dengan 5 indra mereka. apa tujuanya? Beberapa waktu setelah dewi menanyakan itu malah membuat saya terganggu.
Saya berpikir dan mencoba mencari jawaban apa yang paling pas untuk menjawabnya.
Sampai saya berhenti pada sebuah kesimpulan yang sederhana..

“Tuhan tidak memberi alasan untuk pemberian takdirnya, tapi tuhan memberikan alasan untuk kita menjalani takdirnya dengan ikhlas”

Lantas apa alasanya? Tentu agar kita menjalani kodrat kita sebagai seorang “hamba”,sebagai pesuruh Tuhan,yang menerima segala apa yang dikaruniakan-Nya. Tuhan akan memberikan takdir sesuai dengan apa yang mampu dan apa yang bisa kita jalani, sesuai dengan tanggung jawab yang mampu kita pertanggung jawabkan. dan tuhan sudah memberikan berbagai jalan untuk kita menjalani takdir kita..
Kita tidak akan mendapat takdir menjadi sorang yang besar tanpa berbuat besar, kita hanya akan mendapat bagian kecil dengan aksi yang kecil pula, karenaTuhan akan memberikan tanggung jawab besar kepada orang yang mampu melaksanakanya.
Maka lahirlah sebuah kalimat

“Tuhan tidak akan menguji manusia diluar batas kemampuanya” saya rasa sedikit demi sedikit seiring dengan kedewasaan saya, saya mulai faham...
Faham jika Tuhan memberikan jalan tersendiri untuk saya menjalani takdir-Nya



kala itu adalah musim dingin, saya sudah menjalani ibadah puasa dengan lancar di tanah suku aborigin ini,tidak terlalu berat sebenarnya karena selain sudah terbiasa di Melbourne waktu berpuasanya relatif singkat, walaupun tidak berselisih jauh dengan waktu berpuasa di Indonesia.
Lebaran disini juga tidak seramai Idul Fitri di tanah kelahiran, biasanya saya dan kawan akan menuju kota monash, dimana di kota itu banyak warga Indonesia yang menetap. Itu sedikit mengobati rinduku, dengan suasana yang dibuat semirip mungkin seperti perayaan lebaran dirumah oleh komunitas Indonesia disana. Setaun sekali paling tidak saya bisa menikmati ketupat dan opor ayam, kalau beruntung saya akan mendapati menu2 jawa seperti sambel krecek dsb. saya cukup krasan di Ausie walaupun disini harus menahan rindu dengan seseorang...

Risa, siapa lagi kalau bukan dengan dia.. Cinta pertama,tidak berlebihan jika saya menyebut risa sebagai Cinta pertama saya.
Kami masih rutin berkomunikasi, kami bertukar kabar via teks dan via suara, jika mendengar suaranya diujung telefon kadang membuat pikiran saya melayang, membayangkan bagaimana dia sekarang. Setiap ada kesempatan kami bertukar foto melalui email. Dan setiap saya mendapat kiriman foto darinya semakin bertambah pula rasa kangen ini...

“aku pengen pulang nduk” kataku kepada risa, saat kami sedang ngobrol via telfon..

“kelarin dulu studinya mas, baru balik sini” risa menyikapi perkataanku dengan bijak

“yahh masih 2 tahun lagi nduk, itu juga belom spesialisnya”

“hihi, ya ditahaan kangenya.. 2 taun doang”

“2 tahun tu lama ndukk”

“hihi.. iya mas,mo gimana lagi juga mas. Padahal aku libur luamaa lho mas, kira2 ngabisin libur sama siapa ya

“Gak usah mulai deh nduk”

“hehe maaf mas, udah dulu yuk.. mahal kan tarifnya, mas jaga diri ya”

“begitu juga kamu nduk”

“i love you mas, bye”

Klik, pembicaraan kami terhenti
“i love you more” saya belum sempat menjawab kata-kata risa, dia sudah terlanjur menutup teleponya.
Ya kami sudah tidak bertemu selama 2 tahun, tahun ini rasanya saya tidak bisa kembali ketanah air, dikarenakan banyaknya tugas pratikum yang menjadi tanggunganku. Banyak yang harus saya kerjakan apalagi tugas laporan dari perkuliahan yang semakin bengis diberikan dosen. Membuat saya tidak bisa berlama-lama bersantai, tidak ada liburan idul fitri seperti di indonesia, tapi saya beruntung saat momen sholat Ied selalu bertepatan dengan jatah libur kelas saya...

Hari itu adalah hari satu syawal, dimana seluruh umat muslim diseluruh dunia sedang merayakan hari suka cita, hari raya idul fitri.. saya dan kawan serumah seperti tahun2 sebelumnya selalu merayakan momen tahunan ini di kota monash....

“selamat hari raya zal, mohon maaf lahir dan batin”ucap wayan sambil menyalamiku..
Seluruh temanku ikut merayakan momentum lebaran ini, walaupun wayan beragama hindu dia tetap menghormati dengan cara memberikan ucapan selamat hari raya, satu bentuk toleransi beragama yang menyenangkan..
Saya menikmati betul hari itu, suasananya, hidanganya, dan tentu saja ramah tamah khas bumi nusantara, semua berbaur dalam satu tempat dan penuh hikmat merayakan hari besar umat muslim itu.

“mereka bahagia ya zal?” kata dewi yang duduk disampingku..

“kita juga iya kan wi?”

“bukan gitu.. lihat mereka” kata dewi sambil menunjuk seorang perempuan yang sedang berbicara lewat telpon.

“mereka pasti lagi nelfon keluarga mereka, ya walaupun berjauhan mereka masih bisa ber halal bihalal via suara, kamu juga masih punya kerabat buat merayakan Idul fitri, lebaran itu punya dua sisi buatku zal, bisa menyenangkan bisa juga sebaliknya. Aku suka dengan suasana lebaran, umat muslim mana yang gak suka. Tapi di satu sisi melihat kebahagian orang lain yang menghabiskan waktu lebaran dengan keluarga juga bikin aku iri..egois ya.. hehe”
Saya menunduk mendengar perkataan dewi, ya saya memang lebih beruntung karena paling tidak saya masih memiliki kerabat, tapi tidak dengan dewi.. wajarlah jika di hari spesial ini dia merindukan sosok keluarga yang sebenarnya...

“suatu saat kamu bakal ketemu orang tuamu wi” jawabku sambil menggenggam pundaknya..

“aku memang merindukan mereka zal, tapi aku gak mau ketemu mereka” jawab dewi sambil beranjak meninggalkanku..

Mungkin suasana hatinya sedang buruk, dan saya merasa bukan hal bijak mengganggunya sekarang.


Hari berganti, dan masih dalam suasana bulan syawal, saya pun sudah menelpon om bowo beserta keluarga, tak lupa saya juga menelpon om hamzah untuk mengucapkan selamat idul fitri, dan tentu saja risa sudah saya telpon semenjak pagi hari pada 1 syawal kemarin.. saya merasakan ada perbedaan dari risa, wlaupun sedikit tapi saya merasakan perbedaanya, saya merasa risa bertambah dewasa, dari cara bicaranya yang lebih tenang dan teratur, dia tidak lagi asal nyablak seperti dulu, dia tidak lagi menggunakan nada suara yang kekanakan, risa yang sekarang bertambah lebih lembut dari pada terakhir kali saya tinggalkan dulu. Walaupun tidak dapat menutupi tabiatnya yang galak. Tapi paling tidak dia sudah tumbuh menjadi gadis yang lebih dewasa..

Saya sudah kembali pada rutinitas saya, berangkat pagi, pulang sore atau bahkan tengah malam..
Saya sudah menghabiskan mata kuliah umum dan tinggal merampungkan beberapa laporan pratikum untuk mengakhiri semester ini..
Dan hari itu saya harus merelakan waktu istirahat saya untuk lembur mengerjakan laporan di kampus.. jam menunjukan pukul 22.00 saya buru2 menuju parkiran di basement untuk mengambil sepeda dan segera pulang ke hunian.. langit yang mendung sudah menunjukan akan ada hujan, dan mungkin akan ada badai karena angin bertiup cukup kencang,saya buru2 mengayuh sepeda dsambil sesekali tolah-toleh kekiri dan kanan karena malam hari itu menurut saya cukup horror, apalagi saat melewati ruangan yang biasa digunakan untuk otopsi mayat.
Beruntung tidak ada gangguan,satu2nya kesialan yang terjadi adalah hujan suda turun begitu saya sampai didepan gerbang kampus.

Sebenarnya jarak antara hunian dan kampus tidak terlalu jauh, dengan bersepeda hanya akan memakan waktu sekitar 5 menit untuk sampai, tapi karena hujan cukup deras saya mengurungkan niat untuk segera pulang. Saya menepikan sepeda ke sebuah kedai yang terletak tidak jauh dari gerbang kampus saya duduk dan memesan coklat panas..

Kring... sebuah bunyi notifikasi di hp menunjukan ada pesan masuk.. saya merogoh saku celana dan mengecek siapa yang mengirimi saya pesan selari itu..

Dewi.. pesan itu dari dewi..
“zal, kok belum balik?..kamu bawa buku biomedis punyaku?..aku lagi butuh nih buat bikin tugas. Segerabalik ya”

“ok”saya mebalas sms dari dewi singkat saja. Dan tidak berapa lama pesanan coklat panas saya sudah datang. Saya tidak bisa berlama-lama menikmati pesanan saya karena dewi sudah menungguku, tidak enak juga karena saya membawa buku kepunyaanya.. saya meminum coklat panas yan ternyata benar2 sangat panas itu secepat yang saya bisa dan bergegas membungkus tas saya dengan mantel tas.. hujan sudah sedikit mereda tapi air yang turun dari langit ini lebih dari cukup untuk mebuatku basah kuyup jika nekat menerobos hujan..yahhh mau bagaimana lagi, saya mau tidak mau harus pulang.dan saya merasa hujan mempermainkan saya. Saat belum ada setengah perjalanan air hujan malah turun lebih deras dari pada tadi..saya mempercepat kayuhan sepedaku agar segera sampai hunian..
Rintik hujan yang deras itu biasanya memiliki volume air yang lebih besar dari hujan berintensitas sedang, dan angin yang bertiup semakin membuat kulit terasa sakit saat tersentuh air yang jatuh dari langit..

Byurrr.. seorang pengendara mobil yang berkendara dengan kencang melewati genangan air yang membuat cipratan besar yang mengguyur saya yang tengah bersepeda..

“apes dah hari ini” gumamku dengan sebal ..


Perjalanan kali itu terasa lama, tapi akhirnya saya sampai juga di hunian.. saya segera memarkirkan sepeda dan masuk melalui pintu belakang..

“wi dewi aku udah pulang nih” seruku sambil berjalan berjinjit karena basah kuyup, susana rumah malam itu sepi, mungkin temanku yang lain juga sudah istirahat, saya berjalan melalui lorong dan melewati ruang tamu.. hanya terlihat wardana yang tertidur pulas di sofa dengan posisi memeluk toples yang berisi kacang mede, didepanya layar telivisi masih menyala dengan volume suara yang keras, saya tertawa geli melihat kelakuan anak ini.. saya menyaut remote tv itu dan memencet tombol off. Saya kembali berjalan berjingkat meninggalkan wardana yang mungkin pingsan gara2 overdosis makan kacang mede..

“wii.. dewi” panggilku didepan pintu kamarnya sambil mengetuknya pelan..
Tidak ada jawaban, mungkin sudah tidur..
“Payahh... tadi harusnya gak perlu ujan2an kalo udah ditinggal tidur” gerutuku dalam hati sambil menuju kamarku.. saya sudah tidak tahan dengan hawa dingin setelah hujan2an tadi.

Saya menghambur ke kamar dan segera melepas pakaian, dilanjutkan menyaut handuk dan menuju ke kamar mandi untuk mandi air hangat..

Selepas mandi saya membuka laptop untuk online, sekedar bermain ym atau membalas email dari risa yang mungkin belum sempat terbaca. Kosong,inbox dari akun email saya masih kosong dari pesan risa, hanya ada beberapa email dari pihak unviresitas yang masuk, saya mengalihkan perhatian ke layar hp dan berusaha menghubungi risa, hampir 2 hari risa tidak membalas pesanku dan menjawab teleponku, kadang itu membuat saya khawatir dengan keadaaanya.
“kenapa malah gak aktif nduk?” gumamku pelan sambil meletakan hp ke atas meja.
Saya berjalan menuju kasur dan merebahkan diri, pikiranku melayang ke negri disebrang pulau benua yang saya tempati. Tempat dimana seorangyang saya sayangi tinggal...
“lagi ngapain kamu disana nduk?” lagi2 saya bicara sendiri, saya tidaksadar berapa lama saya melamun, dan saya tidak menyadari di menit keberapa saya tertidur pulas ....

Saya lupa menutup tirai jendela, saya tersadar saat seberkas sinar mentari terbias dari kaca jendela, saya terbangun dan bergegas sholat.. kesiangan.. saya bangun kesiangan karena efek lelah. Dan saya merasakan hidung saya mulai berlendir, kalau ini pasti efek kehujanan semalam.
Beruntung hari itu adalah hari sabtu dan tidak ada perkuliahan yang harus saya ambil hari itu.
Selepas sholat saya keluar kamar dan menuju lantai bawah. Sekedar mencari makanan untuk sarapan. Biasanya kalau Dewi belum memasak saya akan membuat mi instan. Tapi hari itu aneh, hunian tampak sepi. Tidak ada suara gaduh pagi hari dari teman2ku, dan di meja makan sudah tersaji nasi goreng dengan telur dadar diatasnya, disamping piriing itu se gelas teh panas dengan uap panas yang masih mengepul.. hachii !!!.... saya bersiin dan segera menutup hidung dengan mulut. Sampai tiba2
“jangan pakai tangan dasar cowok jorok”
Degggg....kalian tau tentang dejavu? Saya tidak terlalu paham konsep teori dejavu tapi saya rasa saya baru saja mengalaminya.

Suara dibelakangku sangat familiar,saya buru2 menoleh kebelakang dan .......
Seorang yang saya cintai berada persis dibelakangku.. Risa.. itu adalah risa. Saya terpaku selama beberapa menit, saya hanya bengong dengan perasaan tidak percaya bahwa yang didepanku ini adalah risa, apa yang dia lakukan disini..

“virus influenza itu gampang nular lho mas” itu adalah kata pertamanya saat saya melihatnya, dia menyodorkan sapu tangan yang persis dengan yang dengan sapu tangan yang dia berikan dulu.
Itu bukan sapu tangan yang sama, mungkin itu adalah replika dari sapu tangan yang diberikan risa...

Saya tidak menjawab perkataanya, saya masih melongo dengan wajah blo’onku..
“calon dokter kok masih aja jorok sih mas?” lagi2 dia berceloteh
Saya Cuma diam dan tidak menjawabnya, saya berjalan mendekatinya, jarak saya dengan risa sekitar 5 meter dan semakin dekat, sangat dekat untuk dapat melihat wajah cantik yang sedang tersenyum itu, dan brug saya memeluknya...
saya merangkulkan tanganku ke tubuhnya, harum tubuhnya membaui hidungku, sejak pertama saya mengenalnya dia selalu memakai aroma parfum yang sama, aroma mawar yang halus.. saya membelai rambutnya yang kini dipotong sedikit lebih pendek dari terakhir kami bertemu, rasanya lembut.. persis seperti terakhir kali saya membelai kepalanya.
Saya tidak tau persis belapa lama saya memeluknya, dan risa pun hanya diam sambil membalas pelukanku lebih erat lagi.. momen bisu yang tidak akan pernah saya lupakan.

“aku kangen kamu mas” begitu kalimat yang dia bisikan perlahan ketelingaku.
“kenapa kamu bisa sampe sini nduk?” jawabku dengan berbisik ke telinganya...

“bukanya aku udah bilang mas? Aku liburan lama banget, dan aku bingung ngabisin liburanku sama siapa, tapi kayaknya aku udah gak bingung lagi mas, aku tau orang yang lagi meluk aku ini bakal jadi orang yang tepat buat nemenin aku ngabisin liburan”

Saya melepaskan pelukanku dan memandangi wajah cantiknya. Saya mencoba memastikan bahwa situasi ini bukan mimpi, saya mencoba memastikan bahwa saya sudah bangun dari tidurku..
“ini benaran aku mas” kata risa sambil memencet hidungku, seolah dia mampu membaca pikiranku dan memberitahu bahwa ini bukan fantasi mimpiku.

“omong apa kek mas, udah jauh2 sampe sini masak Cuma didiemin”
Ucapnya dengan nada jenaka... suara jenaka yang selalu saya rindukan, suara yang saya tunggu untuk bisa saya dengar langsung dari bibir tipisnya..
Tapi saya tidak menjawabnya, saya Cuma menggerakan kepalaku dan mengecup keningnya.

“terimakasih nduk, sekarang aku merasa udah dirumah”
Read more

100 Tahun Setelah Aku Mati #48 - Brandon, Aku dan Aku Yang Lain?

Saya ketakutan setengah mati saat ujung tajam dari kuku daisy menyentuh bagian bawah mataku,
Jari2 yang keriput menghitam dan beruas2 seperti bambu itu seakan bersiap menyayat mataku.. kondisi saya terdesak dengan posisi yang tidak bisa menghindar..
“hyahahaha” suara daisy yang tertawa dengan mulut menganga membuatku mual, bau busuk seperti bangkai keluar dari mulutnya, dia masih berada persis didepan wajahku sambil memainkan jarinya di depan mata kiriku,sedangkan tangan satunya mengangkat pisau besar itu, seolah ingin menghujamkanya kekepalaku....
Saya berusaha meronta dengan perlawanan beberapa amalan, tapi amalan itu tidak terlalu berarti karena kurangnya konsentrasi akbibat saya sangat panik.

Apa saya akan mati dicelakai makhluk ini?, tidak.. pikiran itu langsung saya tepis..
Dan tiba2 Saya merasakan tangan saya semakin memanas cincin pemberian kyai seperti bergetar hebat, dan entah bagaimana, saya merasa tangan saya bergerak tanpa disuruh. Membuat kepalan tinju dan menghantamkanya kearah daisy...
Tanpa diduga itu berhasil menghalau daisy..
Daisy tesentak kebelakang, dengan geram dia kembali menatapku, selama beberapa saat kami saling berpandangan, saya melihat mata daisy yang berwarna biru kusam seperti terbelalak. dan saya tidak tau kenapa detik itu juga saya merasa keberanian saya terkumpul, seolah ada yang menemani saya dalam perlawanan itu. daisy kembali menggeram, tapi kali ini dia bergerak mundur dan semakin jauh dari saya , dia melayang mundur sambil menjerit.. jeritan yang sangat keras dan tinggi, membuat saya terpaksa menutup telinga yang terasa tertusuk mendengar jeritan itu...
Tak berapa lama kemudian daisy sudah menghilang disebuah lorong gelap rumah kami..
..
Brukkk... Saya terduduk lemah... nafas saya kembali tidak beraturan.. tampaknya daisy sudah benar2 pergi kali ini, kepala saya terasa sakit sekali, untuk beberapa saat saya mengalami migrain yang luar biasa, ini adalah efek samping saat saya mempertajam kepekaan indra saya ke batas maksimal..
Dalam kondisi antara sadar dan tidak sadar itu tiba2 sayateringat sesuatu...
“wardana!!”
Saya teringat teman saya itu, kemana dia.. teringat kembali peristiwa barusan dimana daisy memegang pisau yang meneteskan darah...
Saya berusaha bangkit untuk mencari wardana, dan brukk... saya terlalu lemas untuk berdiri... saya kembali terduduk bersandarkan tembok bercat putih itu,
“Dewi.... “ saya mencoba memanggil dewi, tapi yang keluar dari mulutku bukan teriakan, suaraku lebih mirip sebuah bisikan kecil, bahkan untuk berteriakpun mulutku sudah terasa kelu dan lemas..

Tidak ada yang bisa saya lakukan selain diam dan berdoa, semoga teman2ku diberiperlindungan sepertiku.. semoga tidak terjadi apapun dengan mereka, dan semoga keempat temanku tadi segera kembali untuk membantuku mencari wardana..

“astagfirullah... astagfirullah..astagfirullah” saya berigstifar sebanyak saya bisa.. dan sekali lagi berdoa kepada sang pelindung sejati agar selalu di lindungi dan dihindarkan dari hal seperti ini...
Dengan posisi terduduk dan sudah doyong tersender dinding , mataku menjatuhkan setitik air mata..
Bukan karena takut, tapi karena teringat kejadian-kejadian di masa lalu... saya teringat ibu yang meningal, ibu meningggal gara-gara kecelakaan yang didalangi jin, karena ibu meminta menebang pohon di belakang rumah, dan ibu melakukan itu gara2 saya...
saya teringat peristiwa merapi, yang membuat teman2 saya hampir celaka dan tersesat di gunung yang penuh dengan makhluk halus. Semua gara2 saya, saya membuat bangsa tak kasat mata itu mendekat dan mempermainkan kami, dan kejadian serupa terulang kembali malam ini, saya mungkin akan gila karena tidak bisa memafkan diri sendiri kalau terjadi sesuatu dengan wardana dan temanku yang lain... apakah hal seperti ini akan terus terjadi?, saya tidak mekhawatirkan diri sendiri, saya mengkhawatirkan orang2 dekatku, saya tidak ingin mereka mendapat hal buruk karena keanehanku...
keringat dingin sudah membuat basah kuyup wajah dan badanku, saya menggerakan tangan gemetarku.. mencoba mengelap wajah yang penuuh keringat, dan saat tanganku belum sampai diwajah, tanganku menyenggol sesuatu...
bukan sesuatu....
saya menyenggol seseorang yang bukan benar2 orang... kalian ingat beberapa part kebelakang dalam cerita ini? Saya bertemu diri saya yang lain.. atau paling tidak makhluk yang menyerupai rupaku. Dan kali ini dia sedang duduk bersamaku ....
..
...
“kamu???”

“hai rizal  , malam yang buruk ya?”

Makhluk itu duduk dengan posisi yang sama denganku, dia menyender tembok dengan pandangan kedepan. Saya membuka mata lebar2 untuk meyakinkan bahwa saya tidak berada di alam mimpi...
“siapa kamu?, kamu mau menggangguku juga?”

“kamu harusnya berterimakasih denganku, untuk membantumu mengusir jin Al-Ifrit tadi”

Saya tertegun, jadi dia yang membuatku mampu memukul mundur daisy tadi??

“lalu??... kenapa kamu masih disini?”jawabku dengan waspada, saya memang tidak mudah percaya dengan golongan jin.. rata-rata sifat mereka itu licik..
Dia hanya tersenyum sambil menganggukan kepalanya, saya memperhatikan penampilanya. Sama persis seperti kali pertama dia menampakan dirinya kepada saya, baju lengan panjang dengan kalung berwarna keemasan berbandul logam berbentuk matahari, sedangkan bahawanya mengenakan jarik yang di wiru, selain pakaianya penampilan baik wajah dan besar tubuhnya sangat serupa denganku..
Dia berdiri dan berjalan sampai berada persis didepanku..

“aku berada didalam dirimu bagaimana bisa aku tidak disini? Kamu tumbuh bersama diriku, kamu besar dan dewasa bersama aku yang ada didalam dirimu”

“siapa sebenarnya kamu? Kenapa didalam diriku?

Sekali lagi dia tidak menjawab, dia hanya memberikan senyuman yang misterius dan memaksaku membuat pertanyaan pertanyaan lain...

“kamu akan mengerti seiring usiamu yang bertambah” jawaban yang menunjukan absurditas, dan hanya menyisakan penasaran dibenaku...
Tapi saya memilih diam, dan mengangguk, entah kenapa saya merasa percaya denganya dan memilih mengikuti kemauanya..

“jin tadi mengikuti seorang anak, apakah kamu sejenis dengan jin itu?”

“tidak, aku tidak mengikutimu.. aku ada didalam dirimu, jin tadi mengotori jiwa anak yang kamu maksud, membuatnya menjadi pribadi yang kurang baik, dan aku juga tau kamu berncana membantu anak itu kan?”

Saya mengangguk, yang dikatakanya benar, tapi dengan kejadianmalam ini akan membuat saya berpikir lagi, saya tidak ingin teman2 saya ikut diganggu.. dan sosok daisy tadi benar2 kuat.. saya sama sekali tidak sebanding dengan kanuraganya....

“bukankah manusia diciptakan sempurna?, kenapa kamu ragu??”

“aku bahkan nyaris dicelakainya jika kamu tidak membantuku, maukah kamu membantuku lagi seperti tadi?”

Dia menggeleng pelan, sambil telunjuknya mengatakan gesture tidak..
“aku diperintahkan berada didalam dirimu dan melindungi pada saat2 seperti ini.. bukan menuruti permintaanmu, jika niatmu membantu orang lain maka semua jalan akan dimudahkan untukmu”
Saya mengangguk pelan, tanda mengerti.. jawabanya mengisyaratkaan agar saya tidak meminta pertolongan selain kepada Allah..

“aku mengerti..tapi kenapa kamu baru muncul sekarang?, jika kamu berada denganku sejak kecil kenapa kamu tidak melindungiku dulu?”

“kamu punya pelindung yanglebih besar, Allah”

Saya terdiam mendengar jawabanya, dia sekali lagi benar... jawabanya seakan menampar pertanyaanku yang egois.
“sebaiknya kamu mencari teman2mu tadi, dan salah satu temanmu yang hilang, dia selamat dan tidak terluka.. sekarang dia sedang tidur di kamarnya”
Dia mengisyaratkan agar aku segera mencari dewi dan yang lainya, saya menguatkan diri dan mencoba berdiri, dan baru beberapa detik setelah saya berdiri dewi sudah muncul.. dia terlihat terkejut, tampaknya dia mampu melihat sosok yang mirip saya tadi..

“ha??.. zal”
Hanya itu kalimat dewi yang terucap saat sosok itu tiba2 menghilang seperti asap yang tertiup angin....

“dewi, nanti aku jelasin... sekarang udah aman.. wardana didalem kamarnya, wayan, novita sama miska tadi dimana??”

Dewi yang masih tertegun dengan pemandangan tadi segera menggeleng2kan kepalanya dan tidak bertanya lagi, dia masuk kedalam kamarnya wardana bersamaku dan membangunkan wardana yang ternyata tertidur dengan damai...
********

Ingatanku seperti kembali saat kejadian merapi, dimana saya harus menjelaskan dan menceritakan hal tidak masuk akal kepada teman2ku.. sama seperti hari itu, wayan, novita dan miska sedang duduk didepanku dan dewi, mereka meminta penjelasan tentang terror yang semalam kami alami...
Perlu waktu cukup lama untuk menenangkan mereka dari histeria dan ketakutan mereka, tapi pada akhirnya mereka mengerti tentang terror semalam, dan berjanji untuk tidak memberitahukan kepada beberapa teman lain yang akan kembali ke hunian ini...
Apa perasaan menyesal karena telah membuat mereka kena imbas, tapi mungkin akan ada terro2 selanjutnya jika saya tidak segera menyelesaikan urusan saya dengan daisy ...

“kamu gak mau aku temenin?” tanya dewi yang sudah berada didepan pintu...

“egak wi.. kamu harus tetep dirumah, tolong jagain wayan, novita dan miska.jelas mereka trauma sama kejadian semalem. Aku merasa daisy itu makhluk yang penuh dendam, mungkin dia bakal dateng lagi malam ini kalo gak aku selesain hari ini juga.. dan tolong jaga mereka biar tetep jaga mulut, hari ini mas yacob dan temen2 lain kan juga pada balik dari indo, aku gak mau ada ribut2”

Singkatnya saya berpamitan dengan dewi dan berangkat menuju tempat pertama saya bertemu dengan brandon dan daisy, rasa lelah jelas terasa menyiksa tubuh, apalagi semalam saya tidak tidur karena harus menenagkan histeria teman2ku, tapi ini harus saya lakukan sebelum daisy datang dan membuat teror yang lebih besar lagi...

Saya sudah berada di taman kecil di dekat collins street, saya memandang sekeling taman yang selalu tampak sepi itu, mencoba mencari sosok brandon dan yang mengikutinya, semoga feelingku betul kalau brandon sedang menungguku disini..
Dan tak berapa lama saya mulai merasakan kehadiran mereka,

Brandon. Dia datang dari sebrang jalan dengan menggendong tas sekolah, disebelahnya tentu saja ada sosok yang sangat kukenal, sosok itu semalam membuat keributan di hunianku, dia terlihat lebih marah dari semalam.. tapi yang kulihat saat itu mereka tidak hanya berdua...

“Hai Mark, menyukai pesta semalam?”

tanya brandon begitu sampai didepanku berdiri..
Saya mematung dan termangu melihat apa yang bersama brandon, dalam sekejab saya menyesali keputusanku untuk mencari brandon hari itu...

“jangan kira temanku hanya memiliki daisy saja “

Hari itu saya menemui Brandon yang ditemani 7 sosok yang hampir serupa dengan Daisy .....


=== Cerita Selanjutnya ===
Read more

100 Tahun Setelah Aku Mati #46 - Anak Yang Melebihi Aku

*Percakapan ditulis dalam bahasa Indonesia*

Brandon sedang berada di bawah pohon jacaranda, pohon yang hampir selalu ada disetiap sudut taman di melbourne, bunganya yang berwarna kontras berguguran dan menjatuhi kepala brandon yang sedang terduduk, tampak murung, yang saya lihat dari kejauhan wajah anak itu tampak murung, atau mungkin dia memang selalu terlihat murung,
Saya ingin mendekatinya, tapi langkah saya terganjal oleh sosok itu, kemarin saya memang tidak melihatnya, tapi hari ini saya dapat melihat makhluk mengerikan itu.
, rambutnya seperti surai singa dengan warna gelap dan pirang dibagian ujungnya, saya tidak bisa terlalu detail mendiskripsikanya, jarak yang jauh membuat visualisasi mata saya kurang maksimal. Meski begitu energi makhluk itu dapat saya rasakan, yang seketika membuat bulu kuduk saya berdiri, hawa dingin mulai menyelimuti leher bagian belakangku, “bismillah ......” saya membaca beberapa doa dan mulai bergerak mendekati brandon, posisi brandon membelakangiku, dia duduk bersandar di batang pohon besar itu, sedangkan kepalanya sedikit menengadah, seperti melihat ke awang2, dan persis di sebelahnya “pendampingnya” terus memperhatikanku .
Semakin saya mendekat, semakin saya bisa mngamati dengan jelas makhluk itu, rahanngnya panjang, giginya tampak menjembul dari bibirnya yang sobek, jika diamati lagi bibir bagian kirinya bahkan sobek sampai hampir menyentuh telinga, wajahnya putih, bukan butih mulus, tapi putih kusam, pucat dan terlihat sangat buruk, kulitnya juga nampaak kendor atau bisa dikatakan sudah berair dan berlendir seperti membusuk, ada sebuah rongga bolong dipipinya yang membuat isi mulutnya terlihat berwarna ungu dan merah darah, sorot matanya menunjukan ekspresi geram, gaun merah melekat ditubuhnya yang sangat kurus, beberapa tulang berwarna kuning gading mencuat keluar dari lapisan kulit tipisnya, dan yang paling membuat saya ngeri adalah energi yang terpancar dai sosok itu,
Sangat.. dan sangat kuat.. butuh konsentrasi untuk mendekatinya, tubuh saya seperti mendapat perlawanan, seperti ingin terpental ... bagaimana saya menjelaskanya ya?mungkin seperti saat kalian mencoba menyatukan 2 buah magnet dengan kutub yang senama, akan ada energi yang tidak terlihat yang mencegah 2 kutub itu saling mendekat, kira2 seperti itulah rasanya.
Butuh beberapa menit untuk sampai ke tempat dimana brandon duduk, padahal jaraknya tidak seberapa jauh. Sampai akhirnya saya sampai didepan anak yang bahkan lebih spesial dariku..Entah kenapa saya merasa brandon sangat istimewa.dia memiliki six, seven,eight sense atau mungkin lebih, saya melihat ada sisi lain darinya, dan aura gelapnya mungkin berasal dari makhluk yang mengikutinya itu ...


Saya sudah berada didepanya, tubuhku mengeluarkan keringat, hal yang cukup aneh saat saya tidak melakukan aktivitas berat tapi berkeringat, tidak ada yang saya lakukan selain mengatur nafas, entah kenapa nafas saya memburu, karena aura itu yang membuat sesak atau karena saya takut?

“haii Mark”

Brandon menyapaku tanpa ekspresi, benar saja mungkin dia tidak punya ekspresi lain selain yang dia tunjukan. Wajahnya tampak murung, mimik mukanya juga menunjukan bahwa dia sedang sedih.

“hai brandon ... apa yang kamu lakukan disini?”

“mark, kamu tentunya sudah tau aku disini menunggumu”

“ya.. dan disinilah aku sekarang brandon, apa yang ingin kamu sampaikan?”

Dia hanya menggeleng, tanpa berbicara, sesekali dia melirik “si merah” yang berada disampingnya, tanpa ada raut takut diwajahnya, yaa.. brandon tentunya mengenal sosok yang mengikutinya itu ...

“Brandon.. dimana ibumu?dan kenapa kamu tidak sekolah?”

Saya mencoba memecah kebisuan diantara kami, saya duduk disamping brandon walaupun harus mengesampingkan rasa risi dan ngeriku dengan makhluk itu, tampaknya dia juga merasa tidak nyaman oleh kehadiranku. Dan yang aneh adalah dia membiarkanku mendekat..

“ibuku sedang sibuk dengan urusanya, aku tidak mau sekolah, sekolahku terasa penuh dengan orang idiot didalamnya”

“lalu, apa yang kamu lakukan di taman yang sepi ini? “

“aku Cuma menghabiskan waktu bersama temanku disini, kalian sudah berkenalan?”
“dimana dia?, bolehkah aku bertemu denganya?” Saya sengaja berpura-pura untuk melihat reaksi dari Brandon,

“hahaha, jangan bersikap bodoh mark, aku bukan anak kecil seperti anggapanmu”

Saya terdiam melihat sikap anak itu, dia memang berbeda dari anak pada umumnya, dia berbeda bahkan dari orang yang sudah berbeda dari orang kebanyakan seperti aku.
Tutur katanya sama sekali tidakseperti anak2, sikap dinginya, ya sikap dinginya itu ...

“kamu tidak takut dengan temanku mark?, kebanyakan orang akan lari terbirit-birit saat melihat dia”

“tentu saja aku takut, aku orang yang penakut. Apalagi temanmu tampak tidak bersahabat denganku”

“ayolah dia tidak seburuk itu, dia lebih baik dari pada orang2 idiot di lingkunganku”

“benarkah? Apakah dia baik kepadamu?”

“ya.. setidaknya daisy menemaniku, tidak seperti mereka, orang2 bodoh yang mengabaikanku, mengejeku, bahkan memukuliku”

Daisy? Nama yang sungguh tidak cocok untuk sosok menyeramkan itu, daisy adalah nama bunga yang melambangkan cinta kasih, dan brandon memberikan nama bunga cantik itu untuk menamai jelmaan jin.
Dalam percakapan kami saya dapat menangkap bahwa brandon ini adalah anak yang kesepian, sama seperti masakecilku dulu,

“brandon, apa kamu tidak mempunyai teman selain daisy?”

“tidak .... dan aku tidak membutuhkan mereka!! , aku ingin membalas mereka ! mereka sangat jahat kepadaku!, jika bisa aku ingin membunuh mereka semua mark “

“Brandon, kamu harusnya.... “
“jangan mendekatiku lagi mark!!, aku pikir kamu sepertiku!, ternyata kamu lebih sok tau daripada mereka!”

Brandon meninggalkanku , dia berlari sangat kencang sambil sesekali menoleh dengan tatapan marah kepadaku, dia anak yang sangat tempramental kataku dalam hati. Daisy juga mengikutinya dari belakang,dengan melayang mundur daisy menatapku, sampai akhirnya mereka terlalu jauh untuk kulihat ..
Saya kembali kerumah dengan banyak tanda tanya yang mengisi kepalaku,
Brandon dan Daisy.... apakah sama dengan Rizal dan Sari??
Apakah saya seperti itu??, mungkin perasaan brandon ke daisy sama sperti perasaanku ke sari?
“2 makhluk yang seharusnya tidak berteman” kyaiku dulu mengatakan demikian,
Apakah itu alasan sari menjauhiku??
Daisy dengan sari... saya mencoba membandingkan dua makhluk itu..
Sari disetiap pertemuan denganku tidak pernah menunjukan wujud seramnya, aura yang dimiliki sari juga tidak gelap, berbeda dengan Daisy yang menurut saya sangat gelap..
Saya memikirkan hal itu sepanjang perjalan pulang, sampai tidak terasa saya sudah sampai didepan rumah..
Hari masih terang, mungkin sekitar pukul 13.00, saya bergegas untuk beribadah dan makan siang,

“dewi kemana yan??” tanyaku kepada wayan yang sedang sibuk mengunyah sandwich..

“dikamarnya kalik, dari tadi sewot terusdia, katanya gegara kamu tinggal bli” jawab wayan dengan logat balinya yang sama sekali tidak luntur..
Saya bergegas menghampiri dewi dikamarnya untuk memberitahukan pertemuanku dengan brandon...

“dewi” ucapku sambil mengetuk pintu bercat putih itu..
Klekk...
Pintu kamar itu terbuka dan saya disambut dengan wajah yang terlihat manyun..
“jahatt.... aku gak diajak tadi “ ucap dewi dengan jengkel sambil memukul2 pundaku pelan..

“ya maaf wi, aku semalem liat kamu pucet banget, makanya gak tak ajakin”

“hih.. yaudah buruan cerita.. tadi gimana?? Ketemu sama Brandon??”
Saya mengangguk pelan. Tanpa meminta izin saya nyelonong masuk kekamarnya.
Saya tidak ingat berapa lama kami berdiskusi tentang kejadianbarusan..
Dewi dengan seksama mendengarkanku sambil sesekali bertanya lebih detail..
Saya menceritakan tempatku bertemu dengan anak itu, sikapnya, dan tentu saja Daisy sosok mengerikan yang menjadi temanya.

“kasian ya brandon” ucap dewi dengan nada suara yang menurun ...

“apa yang bisa kita lakuin buat brandon wi?”

Dewi menggeleng pelan, mungkin dia sama bingungnya denganku..

“kita cari tau lebih banyak zal, tapi kamu harus janji buat ngajak aku besok”
Saya menyetujui usulan dewi,
“ya.. oke , besok kita ketaman itu lagi”
Ucapku sambil beranjak untuk keluar dari kamar dewi..
“oh iya zal.. kemarin gimana perpisahanmu sama risa di airport? Penuh dramagak? Hihi”

“matik aku wi.. dari kemaren belum ngasih kabar ke risa” jawabku panik, buru2 saya memencet hp dan menelfon risa, dan seperti dugaanku, risa sudah ngomel2 ga jelas karena tidak mendapat kabar dariku

“pokoknya aku NG-AMM-BBEEEK!! Titik!!” Cuma kata itu yang diucapkan risa setelah mendengar alasanku....


siang itu saya habiskan untuk merayu risa agar tidak ngambek lagi denganku, butuh usaha keras untuk melunakan anak bawel itu,dan akhirnya setelah berjam jam berusaha risa mau baikan dengan syarat kepulanganku besok harus membawa oleh2 berupa buku biografi oprah winfey lengkap dengan tanda tanganya.karena kabarnya oprah akan melaunching bukunya secara langsung di victoria... Yassalammm nih anak, batinku dalam hati..
gak apalah, anak itu kalo ngambek memang susah diajak kompromi,daripada kupingku panas denger omelanya...

malam harinya saya lanjutkan dengan kisibukan menata tugas, dan beberapa laporan yang sempat tercecer selama liburan kemarin, ratusan lembar kertas itu tertumpuk di mejaku, saya memilah satu persatu jurnal dan buku2 kuliah saya, dan menatanya di rak yang tertempel di tembokk..
“huahhh.. kelar,” gumamku sambil merebahkan diri dikasur, kegiatan saya selanjutnya hanya tiduran di kasur sambilt membaca novel karya seorang author dari hawai, bukunya menarik, mengisahkan kisah cinta tentang seorang gadis buta penjual bunga.
Entah berapa lama saya terlena dengan buku itu, sampai saya merasa kedinginan... saya segera berdiri untuk menutup jendela, karena saya merasakan ada angin yang bertiup dari jendela, dan begitu saya berbalik ternyata jendela kamarku sudah tertutup.. lantas dari mana angin itu??
Saya mendekati jendela untuk menutup gorden yang masih terbuka..
Dan hal yang tidak menyenangkan terjadi....
“Daisy” ” saya menggumam kelu... ya sosok diluar kamarku adalah Daisy...
Daisy menatapku tajam dengan geram,... matanya berpendar merah, saya merasakan hawa yang lebih kuat dari pada tadi siang...
Dan yang menakutkan dari Daisy malam itu adalah.. tangan kirinya memegang sebuah pisau ....


=== Cerita Selanjutnya ===
Read more

100 Tahun Setelah Aku Mati #47 - Daisy.. Jangan Ganggu Temanku!

Saya memicingkan mata untuk memastikan bahwa itu adalah Daisy, dan ya ternyata benar, mata batinku tidaksalah. itu adalah sosok daisy yang mendatangiku.. mata merahnya berkilat-kilat di gelapnya malam, suaranya menggeram seperti menahan dahak yang tertahan, aura yang tidak enak menghinggapi tubuhkuyang mulai terasa dingin...
Kuat... daisy adalah sosok yang kuat, mungkin karena umurnya yang tua.. jin berbeda dengan manusia yang akan semakin lemah saat tubuhnya menua, bangsa jin seperti daisy akan semakin menguat seiring umurnya yang semakin tua, dan daisy mungkin umurnya sudah ribuan tahun,
Daisy belum bergerak dari tempatnya melayang, pisau yang dia bawa membuat nyali saya menciut, pisau yang dia bawa bukan seperti pisau dapur, itu lebih seperti sebuah golok yang bernoda hitam, dan yang jelas itu bukan pisau yang secara fisik bisa dipegang dan dilihat manusia biasa.
Saya mencoba berfikir jernih disituasi seperti ini, apa yang bisa saya lakukan menghadapi jin sekuat daisy...
Saya menyaut cincin galih kelor yang tergeletak di meja, dan buru-buru memasangnya di jari, saya memfokuskan pikiran dan raga untuk bersiap dengan kemungkinan yang terjadi..
Saya berdoa kepada Allah untuk perlindungan sejati... dengan langkah ragu saya mendekati kaca jendela..

“apa maumu? , kenapa mengusiku? “

Tidak ada jawaban dari daisy, yang ada hanya geraman seperti seseorang yang sedang menahan amarah. Mataku kembali mengamati sosok daisy, wajahnya sangat tidak sedap dipandang, ditambah rahangnya yang seperti hancur mulai terbuka dan menjulurkan lidahnya yang seperti terpotong..

“Daisy... kenapa kamu mengikuti anak adam?” ucapku setelah mengumpulkan keberanian.

“hyahahahahaha”
Dia menjawab dengan tawa lengking yang menggema ... saya merasakan kaca jendela didepanku bergetar, mungkin jika suaranya dapat didengar manuia biasa pasti akan membangunkan orang2 di kompleks perumahan ini..
Saya merasa khawatir dengan ledakan tawanya yang menyeramkan, dan mengintimidasiku ,
Seolah daisy mengancamku.

daisy mulai memainkan tanganya yang kurus dan keriput.. menggapai-gapai udara, seperti ingin meraih sesuatu..

Saya membaca beberapa amalan, untuk melindungi diri, dan .....
Wushhhh .... Daisy menghilang dalam sekejab, Daisy menghilang begitu saya membuka amalan pertama... aneh, ya ini terlalu mudah. Dia terlalu mudah untuk diusir, sesuatu yang tidak wajar saat daisy dengan sengaja menunjukan eksistensinya tapi langsung kabur dengan gertakan pertama.

Saya duduk di kasur, menyeka keringat yang bercucuran seberar biji jagung,
Daisy ....Ada pa denganya? ..
Saya sedang menenggak air putih saat pintu kamarku berderit pelan ..
“zal kamu gak apa apa?. Ada apa tadi?”
Itu adalah dewi yang tanpa permisi masuk kekamarku, tampaknya dia juga merasakan kehadiran daisy diluar rumah..

“Daisy .... dia datang “

“Daisy??.. maksudmu makhluk yang ngikutin Brandon?”

Saya mengangguk sambil menyeka keringat yang tersissa di pelipisku,.
“iya, dan dia gak suka sama aku wi” jawabku dengan sedikit bergetar karena rasa ngeri yang masih tersisa..
Dewi menengok kejendela, matanya menerawang sekeliling halaman rumah untuk memastikan keberadan Daisy, dan tanpa diduga dewi menoleh dengan cepat kearahku, mimik mukanya menyiratkan ketakutan..

“zaal.. rizal... dii. Dia masih disini!!”
Dewi berteriak sambil menghambur kearahku, telunjuknya menunjuk kejendela kamar yang sekarang mulai bergetar.. trrrr tttrrrr trrrr kira2 seperti itu bunyinya, jika kalian suka menonton film horror Hollywood mungkin kalian bisa membayangkanya. Gorden jendela itu membuka dan menutup dengan sendirinya,... klak.. klakk
Dewi memeluk tanganku, dia terlihat ketakutan. Begitu juga dengan aku..
“zall..” kata dewi sambil membenamkan wajahnya ke lenganku...

“dewi, baca doa !!” ucapku dengan suara keras.. lalu tiba2 petttttt.....
Semua gelap ... listrik dirumah kami padam,tapi tidak dengan listrik dirumah lain, saya masih bisa melihat cahaya lampu dari balik cendelaa yang tertutup gorden..

“mati listrik kok Cuma dirumah kita sih?” suara teriakan wayan terdengar dari kamar sebrang, diikuti bunyi langkah kaki dan ucapan dari novita dan miska yang saling bersautan..
Saya dan dewi belum berkomentar, kami masih tertegun dan bersikap waspada,
Saya berdiri dan melangkah sambil menggenggam tangan dewi kuat2, berusaha berkonsentrasi dan meningkatkan kepekan indraku untuk menganalisa kejadian ini...
Saya memutar handle pintu dan memicingkan mata, secara otomatis mataku mencoba beradaptasi dengan pencahayaan yang minim, saya melangkah hati2 untuk menghindari menabrak perabotan, sampai sesuatu sentuhan di pundak kananku mengagetkanku ...
“yan!! Jangan ngagetin gitu!!” bentaku kepada wayan yang tiba2 membuat saya terkejut..
Wayan hanya diam, wajahnya terlihat datar dalam cahaya redup itu....
“yan??....” panggilku sekali lagi .
Wayan tidak menyaut, anak yang biasanya sangat cereweti ini tiba2 mematung tanpa berbicara apapun, dia memutar badan dan berjalan meninggalkan kami tanpa menoleh dan menaiki tangga ke lantai 2 ..
“wayan kenapa zal?” tanya dewi yang menyenggolku dengan sikunya..

“wi, kayaknya itu bukan wayan ....” jawabku dengan gemetar sambil menunjuk cahaya senter yang muncul dari balik kamar, dan kalian tau? Yang muncul adalah wayan!!
Saya dan dewi hanya bisa melongo, kami sama2 tidak merasakan gangguan gaib, tapi kejadian barusan pasti adalah ulah makhluk gaib, dan pikiranku langsung berprasangka buruk pada Daisy..
“woii zal... mana lilin nya tadi?” ujar wayan yang berseru kepadaku,
“hehh malah diem aja,mana nih ? katanya mau ngambilin?”
Perkataan wayan membuatku tersadar bahwa daisy takh hanya menjelma menjadi dia, tapi juga menjelma menjadi saya !!
“elahh ni anak malah bengong, zall rizal.. cepetan mana lilin yang kamu bawa tadi? Keburu novita sama miska bawel”
Tu.. tunggu dulu, tadi sosok yang menyerupai wayan naik kelantai 2? Dan dilantai 2 adalah kamar novita dan miska..
“zal... novita sama miska zal!”
Saya dan dewi sontak berlari menuju lantai 2, mencoba menuju ke kamar novita dan miska sebelum hal yang tidak kami inginkan terjadi, kami berlari meninggalkan wayan yang pasti kebingungan dengan tingkah kami.

Baru beberapa langkah kaki kami menaiki tanggga tiba2 terdengar “AAAAAAAaaaaa” jeritan dari 2 orang ..”Dewi kamu cari miska!..aku cari novita!!”
saya berlari sekuat tenaga dengan nafas terengah dan gemetar saya mendorong kuat2 hendel pintu itu, dan.. blarrrr...... bunyi daun pintu yang terbanting kuat membuat novita menoleh,wajahnya terlihat ketakutan dengan air mata yang sudah meleleh dipipinya..
“rizal... ada sesuatu didalem lemari!!.. tadi aku liat cewek baju merah masuk lemari, jalaanya nembus zal.. aku takut!!” ucapnya dengan suara terbata sambil mengguncang2kan tubuhku..
saya berusaha menenangkan novita dan mengajaknya keluar, dan diluar kamar sudah ada wayan dan dewi yang memegangi miska yang sedang menangis ketakutan..
“zal ada apa ini???” tanya wayan dengan bingung, wajahnya juga menunjukan kekawatiran, dibuktikan bulir keringatnya yang mulai menetes walaupun udara disini harusnya sangat dingin..
Miska dan novita mulai meracau histeris dan memohon untuk malam ini tidak tidur dirumah...
Suara yang bising membuat saya tidak bisa berfikir, disituasi seperti ini saya harus bisa berfikir jernih, tapi mendengar teman2ku yang tidak bisa diakjak kerja sama mebuat emosi saya naik...

“kamu tenang dulu yan!,semua nya diem dan tenang!!!” teriaku kepada 3 orang temanku itu,
Mereka terdiam melihatku emosi... saya jatuh terduduk karena lemas, saya merasa benar2 ketakutan dan khawatir.. kejadian ini mengingatkanku pada kejadian merapi beberapa tahun lalu, dimana saya diganggu puluhan makhluk halus, tapi malam ini berbeda..hanya ada satu.. tapi dengan energi yang mengerikan...
Saya tidak mengkhawatirkan dirku, tapi saya khawatir kepada teman2ku yang ikut diganggu, sosok sekuat daisy bisa saja melukai manusia secara fisik dengan energi yang bisa menggerakan benda disekitarnya.
Tunggu dulu.. ada yang kurang... saya baru tersadar setelah sejenak terdiam..
“yan.. Wardana dimana??!!!”
Tanyaku dengan nada tingi, sontak keempat temanku saling menoleh.. wardana memang tidak terdengar sama sekali dari tadi, dia juga tidak keluar saat ada keributan di kamar novita dan miska..
“zal.. kita susul wardana” seru dewi sambil meraih tanganku untuk berdiri...
Saya berada didepan,sedangkan dewi berusaha menjaga jarak dengank dan memegangi 2 teman ceweknya kemudian wayan.. dia sedang ketakutan dan berusaha menyembunyikan dirinya dibalik punggungku..
Kami menuruni tangga dan dalam hitungan detik kami sudah sampai didepan kamar wardahana..
“Dann.... keluar dann... kamu gapapa kan??”
Saya menggedor2 pintu kamar wardana, berharap dia tidak apa2 dan hanya sedang tertidur..
“dan!!!!” saya berteriak sekali lagi sambil mengguncang2nya hendel pintu yang terkunci itu.
Klak!!! Seperti bunyi pintu yang dibuka dari dalam, kepala wardana menjembul dari balik pintu putih itu..
“kenapa ini kok pada kumpul???” tanyanya dengan polos..
Kami berempat menghela nafas lega karena tidak terjadi apa2 dengan wardana..
“untung kamu gak apapa dan..bikin kawatir aja” ucapwayan sambil menepuk-nepuk dadanya sendiri
“ada apasih? Ngigo ya kalian??” tanya wardana sekali lagi dengan wajah polosnya...
Kami terduduk hampir bersamaan, saya sedikit lega karena semua tidak apa apa dan berharap teror dari daisy berakhir... rasa takut masih menjalar ditubuhku, lututku masih gemetar dan tanganku masih bergetar... tapi setidaknya ini sudah berakhir, begitu yang terbesit dipikiranku.
“ini ada apa sih?” tanya wardana sekali lagi yang masih berada di balik pintu...
Saya memandang kearah dewi... mataku membuat kode yang mengisyaratkan apakah ada baiknya kita memberitahu kejadian ini kepada wardana?
Dewi yang cerdas lansung paham dengan raut wajahku, dia mengangguk tanda menyetujui untuk memberi tau wardana, saya menarik nafas panjang sekali lagi dan menggunakan lambaian tanganku untuk mengisyaratkan wardana agar duduk bersama kami didepan pintu..
**
Malam itu adalah malam yang sangat tidak terduga, malam yang benar2 tidak saya harapkan untuk terjadi, saya yang awalnya sudah merasa lega karena menganggap terror itu berakhir ternyata salah... ternyata saya salah besar...
Krieett.....
Suara pintu kamar wardana yang awalnya hanya terbuka setengah kini mulai terbuka penuh secara pelan, dan begitu pintu itu terbuka seluruhnya benar2 membuat kami terkejut sekaligus ketakutan...
Yang muncul memang wardana... ya setidaknya kepala dan wajahnya menyerupai wardana yang kukenal, tapi dia mengenakan gaun merah yang sama persis seperti yang dipakai daisy, gaun yang jelek, robek2 dengan noda basah kehitaman, wajah yang menyerupai wardana itu mulai tersenyum.. senyum yang sangat mengerikan. Pemandangan didepan kami semakin membuat saya menciut saat melihat tanganya memegang pisau....
Ada cairan yang menetes dari ujung pisau itu disertai bau amis dan anyir, AAAAaaaaa... suara miska yang histeris mulai Cumiakan telingaku, diiringi bunyi brukkkkk yangsetelah saya tengok ternyata itu adalah novita yang jatuhpingsan...
Wayan hanya terdudukk, tidak melakukan apapun dengan mulut yang terbuka lebar..
Begitu juga dewi,sangat terlihat dewi ketakutan dengan wujud daisyyang menyerupai teman kami wardana...
“wayan bawa novita!!miska, dewi kalian sekarang pergi keluar!!!!!”
Teriaku dengan panik...
Ketiga temanku bergerak dengan serampangan dewi membantu wayan menggotong novita , beruntung novita berpostur tidak terlalu besar sehingga tidak terlalu sulit bagi wayan dan dewi menggotongnya, sedangkan miska, dia tidak membantu, dia yang ketakutan malah mencengkram kaos dewi dengan kuat.. mereka berlari sekuat mungkin untuk pergi menjauh, sedangkan saya berdiri didepan jelmaan jin itu... saya berkonsentrasi dan membaca beberapa amalan untuk memagari diri,dan tentunya berdoa kepada Allah untuk diberi perlindungan...
Saya melirik ke pisau yang dibawa daisy, cairan kental yang menetes dari ujung pisau itu adalah darah... saya sangat khawatir dengan wardana yang belum bisa saya temukan.. apakah darah itu adalh darah wardana?

“kenapa kamu disini??!!, tidak seharusnya kamu mengganggu secara fisik!!”

Gertaku dalam bahasa batin,mencoba mengajak daisy berkomunikasi. Untuk mengetahui maksudnya mengganggu kami...
Lagi2 dia tidak menjawab, dia hanya memainkan kepalanya dengan sedikit bergeleng pelansambil menatapku tajam...

“jangan ganggu temanku!!!”

Teriaku sambil melepaskan amalan pengusir itu....... entah seberapa kuat daisy, tapi amalanku tidak berpengaruh sama sekali, mungkin karena saya kurang khusuk, dia mulai mendekatiku pelan..
Saya yang mati kutu Cuma bisa berjalan mundur sampai langkah saya terhenti karena terbentur tembok..
Daisy mendekatkan telunjuknya yang berkuku panjang berwarna kekuningan itu kemataku..

“jangan ganggu temanku juga! Atau kucongkel mata istimewa ini!!”


=== Cerita Selanjutnya ===
Read more

Thursday

100 Tahun Setelah Aku Mati #45 - Brandon: Anak Yang Kerasukan

Saya tertegun melihat anak itu, seorang anak yang memiliki “sesuatu” yang sangat besar didalam dirinya, sesuatu yang saya tidak tau apa itu. Beberapa asumsi dikepalaku mulai membuat beberapa pernyataan dan pertanyaan.
Saya dan dewi saling berpandangan beberapa lama, kami saling membuat kode lewat kebisuan kami..
“Brandon.... my name is Brandon”
Anak itu memperkenalkan diri kepada kami, sorot matanya kosong. Saya sulit membaca apa yang ada didalam diri anak ini, dia mempunyai “sesuatu” yang tinggal didalam dirinya,,
“and you??”
Anak bernama Brandon itu bertanya balik siapa kami... saya dan dewi belum menjawab, masing2 dari kami masih heran, atau lebih tepatnya gentar dengan anak kecilyang bahkan belum remaja itu.
Udara disekitar anak itu dalam pengelihatanku seperti berwarna kehitaman dengan sedikit kabut tipis, hmmm..
“mark, and she is dewi” saya memperkenalkan diri, anak itu tersenyum tipis sambil mengangguk..
“nice to meet you mark, you special”
Entah apa yang ada dipikiran anak itu, dia hanya berkata seperti tadi sambil melangkah pergi, langkah yang cepat, bahkan terlalu cepat , tapi tidak bisa dikatakan berlari karena langkahnya yang santai, sampai tidak beberapa lama brandon sudah hilang ditengah kerumunan orang yang berjalan,

“ada sesuatu didalam tubuh brandon” dewi berbicara sambil berbisik kepadaku,

“kita bahas dirumah wi, ntar temen2 lain pada heboh kalo kita ngomong disini”
Kami tengah berbicara di dalam tram yang mengantarkan kami menuju rumah hunian kami,
Butuh waktu sekitar 2 jam bagi kami untuk sampai kerumah, dan selama waktu itu saya hanya berpikir tentang seorang anak bernama brandon itu, apa maksudnya, dan ada apa denganya, saya sendiri baru melihat seseorang dengan aura begitu kuat

Sesampainya dirumah saya mengulangi melihat gambar demi gambar yang memuat sosok brandon,
Anak ini berpenampilan rapi, tubuhnya juga bersih, pasti dia masih bersama orangtuanya atau paling tidak ada orang yang merawatnya, dalam salah satu gambar anak bermata biru itu menghadap kamera, tanpa ekspresi wajahnya hanya datar saja, seolah dia tidak memikirkan apapun, tapi digambar lain mimiknya berubah, wajahnya menghadap kearahku, saya men zoom gambar 5 x , sampai terlihat dia menatapku dengan tajam..
Tunggu.. tunggu dulu ... ada sesuatu disamping anak itu...
Ahhh terlalu kabur, resolusi kameraku tidak mampu menangkap dengan pasti gambar apa itu,
Saya yang merasa tidak puas segera menyambungkan kamera digital itu ke laptop untuk tampilan yang lebih besar.. berkali2 saya meneliti tiap gambar yang menampilkan sosok brandon, dan berkali2 pula saya terkejut karena setiap gambar yang memuat brandon selalu dibarengi dengan “makhluk lain” disampingnya, entah berapa kali saya men zoom in dan zoom out gambar2 itu untuk meyakinkan saya bahwa itu bukan efek cahaya atau benda lain, benar... itu memang sosok makhluk tak kasat mata... makhluk halus, mungkin terlalu “halus”sampai saya dan dewi yang harusnya bisa melihat sosok itu tidak merasakan kehadiranya didekat kami...
Saya meneguk kopi dimeja belajarku, sambil memainkan pointer yang mem preview gambar2 yang tadi sore kami ambil..sosok berambut panjang berantakan dengan tangan yang panjang, dia mengenakan semacam gaun berwana merah, tidak jelas sosok pada gambar itu karena keterbatasan kamera saya , tapi saya yakin makhluk itu yang membuat brandon menjadi seperti itu ...

“zal...”
Seseorang memanggilku dibarengi dengan ketukan pintu,saya yakin itu adalah dewi.

“masuk aja wi, gak dikunci” seruku dari dalam kamar tanpa beranjak dari kursi tempat duduku.

“zal, aku masih penasaran deh, anak itu tadi lohh, itu gak biasa. Kita harus......... “

Kata2 dewi terhenti begitu saya menunjuk layar laptop, tanpa berkomentar dewi mendekatkan matanya ke layar, dan sama seperti saya tadi dia memainkan fungsi zoom in dan zoom out untuk meyakinkan dirinya,

“kamu ngrasain kehadiranya gak tadi?” tanyaku kepada dewi,
Dewi langsung menggelengkan kepalanya tanda dia juga tidak mengetahuinya.

“ini mungkin yang merasuki brandon zal”

“tapi bagaimana bisa kita gak bisa liat dia wi?”

“mungkin dia jauh lebih tua dan kuat dari jin manapun yang pernah kita lihat zal, sampe bisa menyamarkan kehadiranya”
Saya berfikir, apakah iya? . kalau memang benar anak itu dalam bahaya, saya yakin sosok bergaun merah itu bukan makhluk yang bersahabat, aura yang buruk dan gelap...sangat tidak baik jika itu terlalu lama berada dalam diri brandon...

“jadi menurutmu dia kerasukan wi??”

“iya, menurutku hal yang paling mungkin sih itu zal”

Saya dan dewi kembali berpandangan, masing2 dari raut wajah kami menggambarkan kebingungan,
Kami memang sering melihat sosok jin di sini,tentu saja wujud mereka berbeda dengan di indonesia, jin2 itu merubah wujud mereka sesuai dengan daerah dimana mereka tinggal, tujuanya jelas untuk membuat sosok yang dapat menakuti orang disekitar mereka.

“apa kita harus mencari brandon zal?”

“well,, tapi apa kamu tau apa yang bisa kita lakuin kalo ketemu dia?”

Kami sama2 paham, tidak mudah mengusir sosok makhluk halus yang bersemayam dalam satu tubuh manusia, jin jahat kadang memanfaatkan manusia untuk berbuat buruk dan berbuat dosa, di seluruh dunia jin jahat akan melakukan itu, bahkan di indonesia, beberapa orang yang berilmu menyalahgunakan ilmunya untuk bersekutu dengan jin, mereka melakukan ritual2 yang cenderung menyembah selain Tuhan, mendewakan jin2 kotor itu untukmendapatkan keduniawian, jin yang baik biasanya akan menjauh dari manusia, seperti sari yang sebisa mungkin menjauhiku sekarang, sedangkan jin jahat akan mendekati manusia yang bersekutu denganya, mengiming-imingi mereka dengan harta dan lainya, berusaha menjerumuskan manusia yang lalai menuju kemusyrikan.
Jin menjebak manusia dengan mengatasnamakan kemuliaan, yang dibayar dengan syarat2 tertentu, kebanyakan manusia yang tergoda akan mengorbankan iman mereka dan akhirnya menjadi budak makhuk yang harusnya derajatnya lebih rendah dari kita,

Tapi yang unik dari brandon adalah dia masih anak2, sangat jarang ada jin yang merasuki anak2, karena anak2 pada umumnya memiliki hati yang masih bersih, belum ada celah untuk jin jahat masuk dan mengendalikan anak kecil.

“wii??”saya memanggil dewi untuk menanti jawaban dewi.

“mungkin kita harus cari tau tentang Brandon dulu zal”

“setelah itu apa wi?”

“kamu lebih unggul dari aku zal dalam mengusir mereka”

Saya kembali mengalihkan pandanganku ke layar laptop, melihat tubuh kecil brandon harus membawa energi negatif sebesar itu, memang hal ini tidak bisa dibiarkan.
Sosok merah itu berada persis dibelakang brandon, sangat tipis dan mungkin orang biasa akan sulit melihatnya, brandon mengingatkanku pada diriku di masa kecil, beruntung saya tidak mengalami kejadian seperti brandon.

“oke wi, aku setuju “

“hmmm,.. tapi ada satu hal zal, dari mana kita mulai nyari brandonn?”

“aku gak tau wi, tapi aku rasa dia tertarik sama aku, jadi mungkin dia yang bakal nyari aku “

Malam itu saya mencukupkan diskusi saya dengan dewi, dan memilih istirahat, rasa lelah sudah membuat mata saya menuntut tidur lebih awal...
Brandon... pertemuan yang mungkin hanya semenit dengan anak itu membuat saya penasaran ...

******

Saya masih ingat itu adalah hari senin, dari pagi hari saya sudah berada di sekitaran collins street. Saya duduk disebuah kursi kayu panjang yang menjadi tempat dimana brandon mencegat saya tempo hari, sebuah taman kecil yang tak jauh dari tempat itu masih terlihat sepi, hanya ada beberpa orang yang berada disitu yang sedang menghirup udara pagi, saya sengaja tidak mengajak dewi, semalam saya melihat dewi terlihat pucat, saya tidak ingin dia sakit, jadi saya berangkat sebelum dewi keluar kamar.
Saya berjalan menuju taman itu,sambil sesekali mulut saya menyruput kopi yang saya beli di sebuah stand minuman, saya mencoba peruntungan hari itu,siapa tau bisabertemu brandon..
Saya mengeluarkan kamera sambil menjepret beberapa gambar lanscape di taman itu, sambil sesekali berjalan perlahan untuk mengusir rasa bosan.
1 jam... 2 jam... 3 jam..... sudah lewat tengah hari tapi anak yang saya cari tidak muncul, saya juga heran kenapa merasa yakin bahwa akan bertemu brandon disini..
Saya sedang duduk di rerumputan sambil membaca majalah, sampai tiba2 tangan saya merasa panas, cincin galih kelor pemberian kyai terasa panas ditanganku. Cincin yang dipercaya memiliki energi alami dalam mengusir makhluk tak kasat mata itu mulai memunculkan tanda bahwa ada yang datang.
Saya menoleh kekiri dan kekanan mencari penampakan sosok yang membuat tanganku memanas,
Dan benar saja ... sekitar 50 meter dari tempatku duduk saya melihat brandon.. lengkap dengan sosok merah dibelakangnya, saya tidak salah lihat itu adalah sosok berwarna merah yang terlihat marah...


=== Cerita Selanjutnya ===
Read more

100 Tahun Setelah Aku Mati #43 - Pesan Sari

“nasi gudeg manggar + sambel ati krecek, sedap nihh“ saya menggumam saat melihat isi bungkusan itu, sarapan pagi dengan menu yang istimewa, sudah sangat lama saya tidak makan gudeg khas kotaku, saya beranjak kedapur untuk mengambil sendok dan menikmati makan pagi itu, saya mengutak atik hp dan mengirim sms ke risa, sekedar berterimakasih, tadi pagi risa menyiapkan makanan ini di meja makan saat saya belum bangun, setelah subuh tadi saya memang tidur lagi, atau lebih tepatnya ketiduran. Secarik kertas kecil diatas meja menandakan bahwa ini adalah pemberian risa.

“mas, ini sarapanya ya... spesial cinta tuh dimakan ya kalo gak habis jangan dibuang
Love
Risa “

saya hanya bisa tersenyum melihat perhatian risa kepadaku, terbesit rasa syukur memiliki anak itu disampingku.
Itu adalah hari ketiga setelah kami pulang dari kediaman dewi. Walaupun dengan berat hati meninggalkan anak2 akhirnya risa mau dibujuk pulang.
Semalam om bowojuga mampir beserta istri beliau, mereka tampak senang melihat saya sehat sehat saja, begitu juga dengan saya yang senang dengan om bowo beserta keluarga yang sehat2saja.
Saya tidak ingat banyak dengan kegiatan saya hari itu, yang jelas saya hanya berdiam dirumah sambil memetik gitar lamaku dikamar.. sampai sesuatu mengejutkanku
Prakkk... “bahayaa, bahaya, bahaya”
Saya terkejut dengan suara barusan...ternyata itu adalah bunyi dari koleksi mainan robot2anku dimasa kecil. Tanpa sebab mainan itu terjatuh dari atas rak koleksi, bahkan mainan yang bisa bersuara itu sampai menyala.. saya memungut mainan itu yang mungkin sudah saya miliki selama belasan tahun,benda2 masa kecil saya memang masih terawat bahkan sampai sekarang,
aneh...Mainan itu menyala, padahal sudah bertahun2 saya tidak mengganti baterainya..
saya memperhatikan mainan itu, itu adalah mainan yang dibelikan almarhum ibu di pasar malam sekaten saat saya masih tk, lebih rinci lagi coba saya ingat... mainan ini adalah mainan yang berjalanan dibawah kasur saat “mata” ini pertama terbuka... mainan ini menunjukan “penampakan” wanita bersimbah darah di bawah kasur..
saya memfokuskan pikiran sejenak, mencoba mempertajam batin ... tidak ada apapun ya disekitarku bersih dari “gangguan”.. anehhh... lagi2 saya bergumam dengan hal barusan.. saya mematikan tombol off mainan itu dan duduk kembali dikasur..
saya memandangi sekeliling kamar dan terlihat koleksi barang2 lamaku... mainan.. ya benda koleksiku mayoritas adalah mainan, saya ingat hampir setiap hari di masa kecilku, bapak membelikanku mainan baru, karena saya dulu tidak memiliki teman..jadi bapak meberi alternatif dengan membelikanku apapun mainan yang saya sukai..
mata saya tertarik mengamati tumpukan lego di sudut rak,saya mengambilnya dan mencoba mengingat lagi, tidak....saya sama sekali tidak ingat, bukan lupa tentang lego itu yang saya lupa adalah bentuk legonya,seingatku saya membentuk lego dengan wujud mobil saat terakhir saya tinggalkan, tapi yang saya temukan saat ini adalah lego itu berbentuk manusia,membentuk sebuah kepala, badan dan anggota tubuh lain yang kecuali kaki kiri..aneh...ya benar2 aneh..
saya kembali terdudukk di kasur sambil menerawang sekeliling kamar....
semua barang masih tetap berada di posisinya, bahkan debu yang menempel di mainan2 itu menunjukan bahwa sudah lama tidak ada tangan manusia yang menjamahnya...
buku gambar...
tunggu dulu... buku gambar??? Harusnya benda itu tidak ada disini...
saya semakin yakin ada campur tangan “pihak ketiga” di kejadian aneh ini...
saya membuka dengan seksama lembar tiap lembar dari buku gambar yang sudah terisi penuh itu,
di halaman paling akhir saya mengamati ada hal yang menarik pada gambar yang tertuang disitu, ada nama yang tertulis disitu, namaku dengan tulisan khas anak sd, disamping namaku ada sbuah bilangan yang menunjukan angka 7,0..tapi bukan itu yang menarik perhatianku, melainkan gambarnya... gambar pohon... gambar pohon dengan buah, pohon dengan daun lebat berwarna hijau, pohon dengan batang besar... ada dua,, tapi yang satunya roboh,seperti dipotong atau sengaja dirubuhkan...beberapa bujur garis menggambarkan ayunan yang menjuntai di pohon yang masih berdiri, dibawahnya digambar sosok 2 anak, laki2 dan permpuan sedang berdiri di sebelah ayunan itu...
“sari” ...saya membatin..ingatan saya kembali saat menggambar itu, di masakecil beberapa kali saya mendokumentasi peristiwa bermain saya dengan sari lewat coretan crayon...
“dia terlihat menderita”
Tiba2 terbesit kata2 Dewi saat kami bertemu sari di rumah lamaku...
“apa kamu semenderita itu?” tanyaku dalam hati..
Petanyaan itu muncul saat saya menutup lembar terakhir buku itu, yang ternyata saya salah. Itu bukan lembar terakhir, masih ada lembar paling belakang, dari gambar itu, itu adalah gambaran tanganku tapi memori otaku menolak mengatakan bahwa saya pernah menggambarnya,, disitu tergambar sosok wajah perempuan yang menangis... yang lucu adalah air matanya diwarnai dengan crayon warna merah
*****
Selama beberapa lama tubuh saya terasa menggigil seperti bergidik ngeri, atau entahlah mengatakanya, kalian pernah merasakan hal itu? Seperti tubuh kalian merinding karena dilewati sesuatu?
Sari, tapi dia melarangku untuk bertemu denganya... saya bingung...
Ini adalah pesan dari sari, paling tidak itu asumsi yang terbesit di nalarku..
Tapi beberapa waktu lalu sari tidak memperbolehkanku bertemu denganya..
“belum saatnya rizal”seolah itu seperti permintaan sari..
Apakah yang dimaksud sari dan apa permintaanya sebenarnya, dan yang terpenting apa yang bisa saya lakukan untuknya?
***
Saya tidak sadar bahwa saya melamun cukup lama sampai mendengar suara adzan dzuhur...
Saya menyaut sarung dan menuju masjid.. sesekali saya melamun sambil berjalan,saking asiknya melamun saya jadi menghiraukan bebrapa sapaan tetangga,sampai akhirnya saya ditepuk oleh pak imron, “wahh iki jannn pak dokter ngelamun ae”
Pak imron, beliau sering disapa ustad di daerahku karena beliau sering mengisi pengajian,
“ehh bapak, iya ini pak lagi banyak pikiran” jawabku sambilsedikit cengengesan..
“walah cah enom, kaya mikir utang ae, ayo cepet yo udah mau qomat”
Jawab pak imron dengan dialek jawa yang kental ..
..
..
..
Selepas dzuhur saya kembali kekamar, sambil melepas sarung saya merebahkan diri ke kasur.
Hmmm... orang jawa menyebutnya “bruwet” atau ruwet, pikiranku serasa ruwet karena rasa penasaran itu...
apa sari tadi masuk kesini?? tidak harusnya saya bisa menangkap jejak kehadiranya. tapi bau melati ini??
saya mencium bau melati.. kehadiran sari biasanya ditandai dengan harum melati,
apakah dia akan datang? saya menunggunya, cukup lama... dan yang aneh adalah saya malah tertidur

“mas...” tepukan dipipiku membangunkanku.. ternyata risa...

Saya berpikir bahwa akan bertemu sari, ternyata tidak, aroma melati itu tidak mendatangkan sari, risa masih menepuk2 wajahku,mataku memang sudah terbuka, tapi saya memang belum merespon risa yang sudah membangunkanku...
Saya akhirnya bangun sambil mengucek2 mata...
“iya2 ini udah bangun nduk, huhh biasaan deh nepoknya kenceng banget”

Diam... risa diam dia hanya menatapku, wajahnya menunjukan rasa khawatir...
“mas ini beneran kamu??”

Saya masih belum paham dengan arah pembicaraan risa,

“ya siapa lagi nduk, ambilin air dong..kok tenggorokanku serak banget ya” pintaku kepada risa.

Tenggorakanku terasa serak dan kering, apa mungkin tidurku mangap tadi? Saya melihat kasurku yang berantakan, ahh mungkin tadi aku tidurnya banyak gerak. Batinku dalam hati.

“makasih nduk” ucapku sambil menerima segelas air putih dari risa..

“mas” risa berkata sambil menggenggam lenganku

“apa nduk? Ada yang serius?”tanyaku karena melihat sikap risa yang tidak biasa..

“ini mas rizal kan?” risa mengulangi pertanyaan yang sama...

“omong sekarang nduk ada apa?”

“emm.... tadi aku kesini mas,, dan aku kira tadi aku ngomong sama kamu mas pas kesini. Tenyata aku ngomong sama sesuatu yang lain. suaramu kayak cewek mas... aku takut, tapi aku gak mau ninggal kamu. Kamu kayak orang kesurupan, njerit2 pelan, merintih minta tolong, dan terakhir tadi bilang temui aku saat 100 tahun setelah aku mati”


=== Cerita Selanjutnya ===
Read more

100 Tahun Setelah Aku Mati #44 - Anak Sepertiku

Kerlip lampu kota terlihat sangat indah dari ketinggian, maskapai bernama sebuah negara dari timur tengah itu sedang membawaku terbang menuju tempat dimana saya menuntut ilmu, saya tidak tau sedang melewati daratan sebelah mana, mungkin saya masih melayang di negara bagian paling utara benua Australia, saya mengalihkan perhatian ke sebuah buku yang saya bawa, mencoba mengusir kejenuhan karena harus duduk selama beberapa jam..
Hari itu adalah hari keberangkatanku kembali ke melbourne, dengan berat hati saya sekali lagi meninggalkan kampunghalaman beserta semua hal yang saya cintai.
“mas harus janji jaga diri”
Perkataan risa itu memaksaku untuk membuat janji baru denganya, ya saya akan sebisa mungkin menjaga diri . perpisahan yang pasti akan berlangsung lama yang menyisakan rindu, mungkin taun ini saya tidak akan merasakan lebaran lagi di tanah kelahiranku, liburan yang segera berakhir membuatku tidak bisa berlama-lama dijogja, saya harus segera kembali untuk menjalani masa perkuliahan yang sbentar lagi dimulai...
Ingatan saya kembali kepada kejadian tempo hari, “datanglah saat 100 tahun setelah aku mati” jika dihitung masih beberapa tahun lagi... tapi sampai sekarang saya belum bisa menemukan jawaban dari teka teki Sari,...
****
Rasanya sama persis saat pertama kali saya datang ke Melbourne, dingin... adalah hal pertama yang menyambutku setelah turun dari pesawat, saya sampai di melbourne dini hari dan hujan rintik semakin menambah parah kondisi badanku yang mulai menggigil.
Setelah beberapa menit perjalanan akhirnya sampai juga dihunianku
Saya memasuki kamar, sedikit membenahinya walaupun sebenarnya tidak berubah semenjak ditinggal selama 3 minggu, saya membongkar tas dan mengeluarkan isinya, beberapa bungkus snack, makanan instan dari tanah air, sedikit pakaian yang saya beli di malioboro juga turut saya keluarkan..
Saya tersenyum melihat sebuah wadah bekal berisi sambal trasi, “dasar anak itu” gumamku pelan, beberapa kali saya mengeluh karena jarang sekali menemui makanan dengan sambal disini, kecuali masakan asia, dan risa tanpa diminta menyediakanya untuku.
“thanks untuk sambalnya nduk  “ saya mengirim pesan singkat kepada risa, sekaligus mengabari kalau saya sudah sampai dengan selamat.

Diluar kamar masih sepi, beberapa temanku belum kembali dari liburanya,hanya si wayan dan 3 orang lain yang liburan ini tidak pulang, sedangkan dewi.. entahlah, dia sudah kembali 2 hari yang lalu tapi setibanya saya disini saya belum bertemu denganya, dewi juga belum membalas pesan smsku.

saya merebahkan diri dikasur, sekedar mengistirahatkan tulang punggungku yang terlalu lama merasa pegal karena duduk terus di pesawat, sambil mengecek yahoo mesenger yang mungkin ada beberapa pesan yang belum saya baca, cukup lama juga saya asik dengan hp pda ku, sampai sebuah ketukan pintu dan suara panggilan seorang perempuan memanggil namaku,
“ehh dewi.. dari mana aja kamu? Tak cariin dari tadi juga” ucapku menyapa dewi yang sudah berada di ambang pintu, dia mengenakan jaket mantel tebal berbulu, sebuah kupluk membungkus kepala danrambutnya yang panjang, tanganya menggenggam 2 plastik besar, tampaknya dia baru saja berpergian.

“dari belanja zal,lagi pengen masak aku, kamu mau??”

“mau dong, kamu mau masak apa??”

“sayur asem, sama ikan asin,tadi juga beli tahu sama tempe nih”

“loh?? Disini yang jual ikan asin, sama tahu tempe dimana wi??”

“yeee, udah lama disini kok gak hapal2 sih zal?, itu lohh kan ada minimarket asia di samping kings park”

Saya mengerutkan dahi sembil sedikit mengingat,yang diakhiri dengan anggukan tanda mengerti,
Saya beranjak dari kasur sambil menyaut plastik yang ada ditangan dewi. Dan membantu membawanya ke dapur, hari itu saya lewati dengan mememasak bersama dewi, kami memasak dengan porsi banyak,
“buat temen2 yang gak pulang zal, biar kangenya sembuh dengan makan masakan rumahan”
Begitu jawabnya, ahh dewi ini memang sangat baik,perhatianyakepada orang lain sangat tinggi. Tak heran dia disenangi banyak orang disini, beberapa kali saya juga mendengar rumor kalau dewi didekati mahasiswa jurusan lain yang katanya naksir dia, pantaslah orang sebaik dan secantik dewi disukai banyak orang.
Hari itu kami makan besar bersama wayan, wardana, novita, dan miska.mereka tampak senang melihat masakan yang kami buat, sayur asem, tahu tempe goreng, ikan asin, sayur lodeh, dan sambal buatan risa turut saya keluarkan untuk dinikmati bersama.
Kami makan sambil ngobrol tentang kehidupan kami dan sebagainya, cukup seru juga wayan adalah orang bali yang sangat lucu, mengingatkanku pada andi sahabatku di masa sekolah, kemudian wardana dia orang jawa timur penggila fitnes, dia adalah rekan nge gymku disini, sedangkan novita dan miska mereka berdua berasal dari pulau sumatra, obrolankami berlangsung menyenangkan, beberapa kali saya terbahak2 mendengar lelucon dari wayan, dengan logat balinya dia sangat fasih melempar lelucon, terutama komentarnya mengenai dosen2 pembimbing kami.

Entah berapa lama kami berbincang, sampai sebuah ide terucap oleh novita
“jalan-jalan yukk”
Segera saja ide itu disambut oleh saya dan teman2 lain, aneh juga hari itu saya tidak merasacapek setelah perjalanan jauh dari indonesia, kami akhirnya setuju untuk berjalan-jalan ke collin street dimana itu adalah tempat wisata yang dibuat dengan bangunan2 klasik yang berjejer sepanjang jalan, kami berangkat siang itu juga dengan sedikit persiapan, kami hanya berganti baju dengan baju yang lebih tebal, tak lupa masing2 dari kami mengenakan jaket, setelah berkumpul kami langsung berangkat menuju halte yang hanya beberapa meter dari hunian kami, beberapa kali kami berpindah bis dan kemudian kami memilih menggunakan tram, sistem transportasi di melbourne sudah sangat maju, kita tidak perlu mengeluarkan dollar untuk membayar tarifnya, kami dibekali dengan selembar kertu ajaib berwarna hijau bernama Myki card, jika teman2 berkunjung jangan sekalipun pergi tanpa menggunakan kartu ini, karena jika berpergian tanpa myki card kalian bisa kena denda yang jumlahnya lumayan banyak, setelah beberapa lama akhirnya kita sampai di collins street, sebuah tempat yang boleh dikatakan malioboronya melbourne, bangunan2 tua bergaya barat berjejer dan di kanan kirinya adalah surga bagi orang yang gila belanja, banyak yang menjual mulai dari pakaian dan segala pernak pernik, sepanjang mata memandang juga banyak cafe dan pubs yang menjajakan kuliner dari seluruh dunia, saya tidak henti2nya takjub dengan benua ini, akankah negaraku bisa dikelola serapi ini?, bisakah saya mengajak orang2 dinegaraku se tertib ini?, sedikit pertanyaan aneh terbesit diotaku, akhir2 ini saya merasa berhutang dengan negara, kenapa? Karena saya sudah bisa sampai tahap ini dengan bantuan negara, dimana uang yang saya gunakan untuk menuntut ilmu dan kegiatan sehari2 saya adalah hasil dari pajak yang dibayarkan oleh orang2 yang membayar pajak negara, saya beberapa kali merenung dan membuat janji kepada diri sendiri, bahwa suatu saat akan ada saatnya saya membalas jasa kepada negara dan masyarakat, paling tidak masyarakat lingkunganku sendiri.
Novita, miska dan dewi, trio cewek itu asik menyusuri jalan dengan berfoto di masing2 spot foto, oh iya tukang fotonya adalah wayan, beberapa kali dia menggerutu karena dia malah tidak ada fotonya, sementara saya yang memang tidak hobiberfoto hanya duduk2 sambil melihat teman2ku berpose,
Memang bukan wayan namanya kalau tidak cerewet, dia berhasil memaksaku untuk ikut berpose dengan pose yang aneh2, mulai dari nungging, pose diperbeutkan novita dan miska, pose saya seolah memberikan bunga pada dewi dan pose2 konyol lain yang membuat saya terlalu malu untuk menulisnya disini.

waktu sudah semakin sore, kegiatan seru saya pada hari itu seperti menghapus rasa lelah saya yang mulai terasa. Kami memutuskan untuk beristirahat di sebuah stand minuman dipinggir jalan, wayan memesan bir kaleng, sedangkan saya dan yang lainya meminum limun.
Semuanya berjalan baik, wayan masih dengan kekonyolanya yang sekarang sedang asik mengganggu wardana dan novita yang memang dikabarkan pacaran, sedangkan miska sedang asik berkutat dengan handphonenya, kemudian dewi sedang sibuk melihat hasil jepretan gambar di kamera poket yang saya bawa. Awalnya dia tersenyum terus sambil mengomentari hasil gambar, tapi ekspresinya mendadak berubah serius, sorot matanya menunjukan tanda tanya dibenaknya, saya yang awalnya hanya memperhatikanyamenjadi penasaran apa yang sedang diamati dewi.

“wi, kenapa?, kok serius banget?”
Dewi hanya menggeleng pelan, matanya masih sibuk menatap screen kamera itu,
“wi??” tanyaku sekali lagi.

Dewi menoleh kearahku, sambil berbisik dia menyerahkan kamera itu dan menunjukan hal yang menarik perhatianya kepadaku.

“ada yang aneh zal”
Ucapnya dengan berbisik pelan sambil menggeser posisi duduknya lebih mendekat kepadaku. Dewi menunjuk beberapa gambar dimana ada kami berpose bersama, tidak ada yang aneh.. kecuali satu hal.. ada seorang anak lelaki yang kami tidak tau siapa itu, baik saya dan dewi tidak menyadari kehadiran anak yang mungkin usianya 5-8tahun itu, dia berada di belakang kami hanya berdiri sambil menatap dengan tatapan kosong di kamera.
Saya dan dewi saling berpandangan dengan bingung, saya tau hal yang membuat dewi bingung adalah pertanyaan. Benarkah itu anak manusia atau.........
Saya dan dewi sepakat tidak memberitahukan hal ini kepada teman2 yang lain, menghindari pertanyaan dan tanggapan2 dari teman yang lain.

Pertanyaan timbul dipikiranku, kenapa dengan anak ini?? Dia bukan anak seperti pada umumnya, pada satu gambar yang terekam dia berada di pinggir kami sambil melihatku, tidak mungkin anak ini adalah orang yang kebetulan lewat, karena dia terabadikan secara tidak sengaja dalam banyak gambar. Lama saya dan dewi saling membisu sambil berbisik, sampai ajakan miska untuk pulang kerumah membuat saya menyimpan rasa penasaran saya.

Kami sedang berjalan menuju halte pemberhentian bus terdekat, teman2ku yang lain berjalan didepan sedangkan saya dan dewi masih berdiskusi tentang anak pada potret itu.

“ini gak biasa kan zal?, lihat dia memiliki ...... tapi dia anak2 biasa tapi kenapa kok....”

“gelap”

“iya, gelap banget”

Gelap yang kami maksudkan adalah semacam aura dari anak ini, sseddikit mengenai kemampuan saya dan dewi adalah merasakan “hawa” atau bisa juga disebut aura, tiap orang memiliki warna sendiri, walaupun dalam medis belum ada teori yang sungguh mampu mengupas tentang aura tapi saya bisa merasakanya, anak itu seperti memiliki kebencian yang sangat, dia seolah memiliki keinginan yang sangat besar akan balas dendam, itu kenapa kami menyebutnya “gelap” ..

“apa dia sama seperti kita?? “

Pertanyaan dewi mengganggu pikiranku, tapi masuk akal juga, beberapa orang dengan kasus extra dimensional seperti kami memiliki kemampuan mengidentifikasi orang lain, tentunya mereka mampu melihat orang yang “senasib” dengan mereka. Kemampuan yang saya dan dewi tidak miliki.

“tidak”

“trus apa dong?”

“dia lebih spesial dari pada kita”


Obrolanku dan dewi terhenti saat wayan berteriak keras memanggil kami yang terpisah lumayan jauh karena berjalan lambat, kami buru2 mengejar yang lain dengan setengah berlari, baru beberapa meter langkah kami terhenti karena melihat anak itu,
Dia sedang duduk di sebuah bangku panjang dipinggir jalan, memakai kaos bergaris dan bercelana pendek, rambutnya sedikit panjang berwarna pirang, dengan bola mata berwarna biru.
Dia duduk menghadap kami dari arah berlawanan, seolah dia tau saya dan dewi akan melewati jalan itu.

“hay “
Dia mengucapkan salam kepada kami, seolah sudah mengenal kami lama.
Dan begitu melihatnya, saya paham.. anak ini sangat butuh pertolongan ........


=== Cerita Selanjutnya ===
Read more