orang yang akan menemanimu disini, selamat tinggal Risa, terimakasih dan semoga bahagia
ttd
Mas "
saya menghentikan mobil saya di pinggir jalan untuk menulis pesan itu di secarik kertas, yang kemudian saya sisipkan di kotak hadiah untuk risa,
saya menghela nafas panjang.
"kayaknya kita benar2 harus pisah dalam arti sebenarnya ris" saya masih tak habis pikir dengan kejadian barusan,
risa yang dulu itu tidak mudah tertarik dengan laki2 lain, dia bisa manjaga hatinya tetap untuku, tapi malam ini saya melihat kenyataan lain,
saya merasa marah, emosi saya bercampur, sejak orang yang mengaku ari itu berkata "gue pacarnya risa", saya dibuat percaya dengan melihat sendiri bagaimana kedekatan mereka.
ahhhh, rasanya tidak karuan,saya benar2 ingin memukuli cowok dengan tampang belagu itu, saya termenung cukup lama didalam mobil, saya melirik ke jam tangan yang baru menunjukan pukul 20.30
saya mejalankan mobil saya menuju rumah risa, saya ingin ngobrol2 ringan sebentar dengan om hamzah sekedar berpamitan, saya ingin segera pergi agar tidak bertemu dengan risa dulu dalam waktu dekat ini,
aneh ya beberapa jam yang lalu perasaan saya meluap2 untuk bisa bertemu denganya, tapi sekarang saya sudah enggan untuk sekedar bertemu saja, sudah kepalang hancur perasaan saya,
argumen2 positif dikepala saya seperti dibantahkan oleh realita yang saya lihat sendiri.
"lohh risanya mana le??" tanya om hamzah saat saya sudah sampai dirumah beliau,
saya :"risa sedang ada urusan sebentar om dengan teman2nya, sebentar lagi juga dia pulang" jawabku bohong
saya mengobrolkan beberapa hal, dan kehidupanku di Ausie adalah topik yang paling sering ditanyakan oleh om hamzah..
"om, saya mau mengucapkan terimakasih atas kebaikan om selama ini kepada saya, dan mohon maaf om saya harus segera pamit kembali, maaf om saya tidak bisa lama dan saya harus kembali ke Ausie secepatnya, karena kesibuka saya yang tidak bisa ditinggal"
saya kembali berbohong untuk menutupi kejadian barusan..
tampaknya om hamzah juga mengerti ada hal yang salah terjadi padaku dan risa,
"semua pasti ada jalan keluarnya le, saya tidak akan mencampuri urusan kalian, saya sudah percaya sama kamu, dan apapun masalahnya pasti kamu bisa mengatasi,
ya saya jadi orang tua cuma bisa suport saja, kamu hati2 jaga diri" om hamzah memberiku nasihat,
"saya mengerti om, maaf jika saya tidak bisa menjaga risa dengan baik, dan om... tolong titip ini kepada risa" saya menyerahkan hadiah kecil yang saya bawa,
dan akhirnya saya meninggalkan ruah beliau,
saya teringat kepada dewi dia pasti sudah bosan menunggu dirumah sendirian...
saya menyetir dengan pikiran yang tidak fokus, ada segudang pertanyaan "kenapa" yang berputar dikepalaku yang membuat saya gusar,
"ris, kenapa kamu berpaling saat semua begitu sempurna aku rasakan?" pertanyaan itu kembali muncul..
saya memarkirkan mobil didepan garasi, klek, pintu terbuka yang dibukakan dewi dari dalam,
"selamat datang " dia menyambutku dengan senyuman cantiiknya.
saya membalas senyumnya dengan senyuman kecut..
"zal, kamu kenapa?"
dewi langsung paham dengan kondisiku yang terlihat tidak senang.
saya :"gapapa ko wi" jawabku singkat,
dewi :"udah kubilang percuma kamu boong, aku tau orang lagi boong itu gimana" jawabnya menyelidik..
saya :"yahhh.. nanti akan kuceritain, kamu pernah jalan2 ke jogja malem2 belum?"
dewi :"belum zal"
saya :"jalan2 yok, kamu siap2 dulu sana" pintaku kepada dewi
dewi :"kamu yakin?"
saya hanya mengangguk, dewi pun akhirnya menuju kamar untuk berganti baju dan siap2, saya juga menuju kamar untuk melepas kemeja yang membuatku gerah,
saya memandang fotoku saat sma yang masih tertempel pada pojok cermin, saya membandingkan rupaku dulu dan sekarang,
yaa saya cuma bertambah putih karena jarang terkena sinar matahari dan polusi, postur badanku juga lebih besar karena di Ausie saya rajin fitnes, saya melepas kemeja merah itu,
dan memilih memakai t-shirt saja.
apakah risa sudah tau saya pulang?? baru 3 hari yang lalu kami saling melepas rindu lewat telepon saat saya di Ausie, dan sekarang setelah sekian lama dan berharap pertemuan ini akan menyenangkan
ternyata saya malah menerima rasa sakit ini,
"how a disapointing" lagi2 saya mengeluh,
.
"zal" dewi memanggilku diambang pintu yang sengaja tidak saya tutup.
saya :"sudah siap wi?"
dia mengangguk, dewi tampil elegan dengan celana panjang dan kemeja yang dibalut cardigan, saya memandang wajahnya, dia cantik bahkan sangat cantik, dia memiliki mata yang indah,
sayang matanya selalu terlihat sayu, saya jarang sekali melihat matanya berbinar, matanya menjelaskan betapa sulit hidupnya dulu..
saya :"yok, kamu udah makan?"
dewi :"udah kok zal "
saya :"akunya yang belom -_-"
dewi :"ya ntar kan bisa makan diluar zal"
saya :"oke deh, aku juga kangen sama makanan jogja"
kamipun berangkat, saya sebenarnya tidak terlalu antusias, karena mood saya sedang benar2 buruk, tapi saya harus melayani dewi sebagai tamuku,
ditambah dia baru pertama kali ke jogja, dia tampak excited sekali, jadi saya akaan menemaninya kemanapun dia ingin pergi...
kami berjalan menyusuri trotoar di sepanjang jalan malioboro, sudah lama juga saya tidak ketempat ini, jajanan khas seperti pecel,bakpia dan gudeg berjajar sepanjang jalan,
penjual pernak pernik khas jogja, dan baju2 yang ada di sepanjang emperan tak henti2nya menawarkan dagangan mereka, beberapa kali kami disangka turi oleh penjaja pernak pernik dan sovenir disini,
begitu saya menggunakan bahasa jawa mereka malah terheran-heran sendiri...
saya tertawa melihat belanjaan dewi yang tampak menggunung, dia mulai kesulitan membawanya,
"mau dijual lagi wi? hhe, sini aku bawain" kataku menawarkan bantuan.
dewi :"hehe, egak lah zal ini buat anak panti.. mereka pasti seneng dapet oleh2 ini, kebetulan juga kan uang sakuku udah kekumpul banyak, jadi ya gak ada salahnya beliin mereka"
saya tersenyum begitu mengetahui niat baik dewi, ternyata dia memang layak disebut cewek paket komplit, karena selain cantik da pintar dia juga memiliki hati yang sangat baik.
Saya :"ohhh, pak tambahin bajunya 2lusin lagi pak ukuranya di beda2 ya" saya berbicara kepada penjual baju itu yang melayani kami dengan senang karena daganganya kami borong,
dewi :"loh zal kok?"
saya :"besok aku ikut kamu ke jakarta ya "
dewi mengangguk sambil tersenyum, dia tau apa yang saya maksud. tampak matanya yang sayu mulai mengembang, inilah rona wajah yang ingin saya lihat dari dewi,
cukup banyak bawaan kami, dan setelah barang kami taruh di mobil saya dan dewi pun melanjutkan ke alun2 sekedar untuk duduk2 saja sambil menikmati wedang ronde yang sudah kami pesan,
dewi :"zal, boleh tanya?"
saya :"tanya aja wi"
dewi :"emmm. gimana nge datenya tadi apa kah berjalan lancar?, mukamu surem banget tadi"
saya sudah menduga dewi akan menanyakan hal itu..
saya :"hahh.. ya kadang memang gak berjalan mulus wi, tadi aku liat dia lagi sama orang lain"
dewi :"terus??"
saya :"yaaa aku rasa aku gak akan egois wi"
dewi memiringkan kepalanya sambil melihatku, pertanda dia ingin dijelaskan lagi.
"yaa dia sudah bahagia dengan hidupnya sekarang, dia udah punya orang lain selain aku wi"
dewi :"terus reaksimu?"
saya :"yaa, apa lagi yang bisa aku lakuin wi?, dia keliatan seneng dan bahagia, ya ngeliat kebahagianya aku gak boleh egois"
dewi :"kamu terlalu cepat berasumsi zal"
saya :"maksudnya terlalu cepat berasumsi?"
dewi :"yaahh.... kamu harusnya,,,,,,"
"Rizalll!!!.. kamu Rizal kan??"
dewi belum selesai berbicara perhatian kami malah teralih kepada suara yang memanggil namaku.
saya memicingkan mata, untuk memastikan siapa itu, dia seorang perempuan yang memanggilku dari seberang jalan..
oranya putih dan cukup tinggi untuk ukuran perempuan, dengan rambut yang tergerai kemerahan, hidung mancung dan wajah yang seperti oriental..
"Susi?" ya dia adalah susi, teman sekelas risa saat kelas 1, dia menghampiri saya dan dewi..
saya :"susi kan?"
susi :"siapa lagi kalo bukan??, kamu apa kabar di Autrali?, lagi mudik ya??, aku boleh gabung?"
saya menyalaminya dan mempersilahkan dia duduk bersama kami.
saya :"aku baik sus, oh iya kenalin ini dewi, dan dewi ini susi"
kedua perempuan itu saling berjabat tangan..
susi :"kamu kapan pulang?, kok gak kabar2?"
saya :"baru tadi pagi kok sus, ini cuma mau cari angin bentar"
susi :"ohh.. cari angin apa pacaran?hihi"
dewi :"ehh.. enggak mbak, kita cuma temen, saya temen sekelasnya di Ausie"
susi :"ohh kirain, hehe,... risa dimana zal?, kok malah gak ikut?
saya :"emm.. risa lagi ada acara sus, jadi gak bisa ikut"
susi memirngkan kepalanya, tanda bingung..
susi :kok aneh?"
saya :"aneh dimananya sus?"
susi :"yaa, risa itu kalo ketemu di kampus yang diomongin isinya cuma kamu.. kangen lah, apalah, ampe budeg aku dengernya, tapi kamu udah disini dan risa malah ada acara lain,
menurutku itu aneh aja zal"
saya :"wait.. kamu satu kampus sama risa??"
susi :"iya.. tuhhh dasar risa gak cerita ya huhhhhh, dia adik tingkatku, kan aku sama kamu lulus duluan"
saya mengerutkan dahi, saya membatin apakah saya pantas menanyakan ini??
"emm, sus apa kamu tau risa apa dia lagi deket sama orang lain?"
susi :"emm gimana ya zal, setauku dia banyak dideketin, secara dia emang jadi primadona baru di kampus, tapi yang paling getol deketindia..."
"Ari" saya menyela omongan susi,
susi :"loh kamu tau?"
saya :"yaa.. dia emang pacar baru risa" jawabku singkat.
saya kemudian menceritakan kejadian barusan kepada susi, dewi juga tampak menyimak obrolanku..
"aku sih percaya sama risa zal, dia bukan cewek yang gampang digoda, tapi yaa sebaiknya kamu harus cari tau sendiri"
susi memberkan tanggapanya kepadaku..
saya :"aku udah liat sendiri kedekatan mereka sus, kayaknya emang hubunganku sama risa udah cukup aja sampe disini"
susi :"dan kamu bakal merelakan semua yang udah kamu lalui bareng risa"
saya hanya mengangguk pelan..
"yahhh,,, payah kamu, kirain sekolah di Australi bikin kamu tambah pinter dari sebelumnya, ternyata kamu malah tambah blo'on zal, sebaiknya kamu pikir dulu, ntar kamu nyesel,
zal, berhentilah jadi penakut, setauku kamu cowok paling berani yang kukenal"
saya cuma diam sambil memikirkan perkataan susi...
"zal, kamu tau? aku masih punya feeling yang sama seperti dulu, kamu masih belum tergantikan, meskipun kita udah lama gak saling ketemu tapi aku selalu berusaha biar bisa seperti risa,
dan sekuat apapun aku berusaha risa emang gak terkejar, aku jadi sadar kalau memang ya beginilah aku, dan begitulah risa, aku gak akan bisa mennyamai risa begitu juga sebaliknya,
aku sadar kalau risa ya buat kamu dan kamu ya buat risa, sebaiknya pikirkan baik2 ya"
susi berbicara sambil meraih potongan kertas nota yang dia bawa sambil menuliskan sesuatu,
Susi :"ini nomorku, sama friendster dan Ymku, kalau mau tanya2 lewat itu ya, aku harus pergi, aku sama keluargaku disana, bye rizal, aku kangen kamu boncengin pake pespamu , dewi aku permisi dulu"
susi berpamitan dan berjalan menuju ke sebuah mobil yang menunggunya, saya masih terdiam sambil memikirkan perkataan susi dalam2..
Dewi :"wahhh ernyata salah satu fans "
saya :"cuma teman lama kok wi"
dewi :"ya sebaiknya kamu pikir perkataanya ada benarnya zal, kamu tentu sudah melewati banyak hal kan? apa kamu rela semua itu menguap gitu aja??"
"aku gak tau wi, aku cuma ingin waktu buat mikir dulu, saat ini aku mau tau gimana reaksi risa, cepet atau lambat dia pasti bakal tau aku pulang"
dewi :"yaa kalau itu keputusanmu its up to you zal"
saya :"kamu punya banyak waktu?, aku pengen ngajak kamu ke tempat lain"
dewi :"kemana zal?"
saya :"malam ini kita nginep ke semarang"
=== Cerita Selanjutnya ===
0 comments